Felspar merupakan mineral pembentuk batuan utama dan terdapat paling banyak didalam kerak bumi saperti batuan metamorf. Komposisi felspar dalam kerak bumi berkisar antara 50–60 %. Berdasarkan keterdapatannya endapan felspar dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu :
- felspar primer
- felspar diagenetik
- felspar alluvial
Setiap jenis endapan felspar mempunyai karakteristik yang berbeda–beda. Felspar primer terdapat dalam batuan granit, felspar diagenetik terdapat dalam batuan sediment piroklastik, sedangkan felspar alluvial terdapat dalam batuan yang telah mengalami metamorfosa. Dari seluruh jenis felspar diatas, yang dikenal memiliki nilai ekonomis adalah felspar yang berasal dari batuan asam.
Genesa:
Felspar primer terbentuk dari proses kristalisasi pada fasa pembekuan magma bersifat asam dengan kadar silika (SiO2) dan kadar alkali (K, Na) yang tinggi. Keterdapatan mineral felspar jenis ini berkaitan erat dengan daerah sebaran batuan granit pegmatit berupa urat atau tersebar sebagai komponen utama bertekstur kasar dalam batuan granit pegmatit. Felspar primer adalah felspar komersial kerana mempunyai kadar total alkali yang tinggi (K2O + Na2O > 10 %). Sebaliknya felspar kalsium (Ca) yang tidak memiliki nilai ekonomis berasal dari batuan basa (gabro) dan anortosit.
Felspar diagenetik terbentuk karena proses diagenesa dari sedimen piroklastik halus bersifat asam (riolitik) yang terendapkan dalam lingkungan air lakustrin dan umumnya berasosiasi dengan cekungan sedimen tersier. Keberadaan endapan felspar jenis ini sering ditemukan bersama–sama dengan endapan bentonit atau zeolit denga kadar total alkali (K2O + Na2O) yang rendah yaitu sekitar 5 %.
Felspar alluvial terjadi dari hasil rombakan batuan granit dan batuan asam lainnya dengan kadar total alkali (K2O + Na2O) sekitar 5 – 10 %. Felspar diagenetik dan felspar alluvial umumnya banyak mengandung minral ikutan seperti mika (muskovit, biotit), hematite, tourmaline, garnt, kuarsa bebas dan lain – lain.
Mineralogi:
Felspar adalah mineral alumina silikat anhidrat yang berasosiasi dengan unsur–unsur kalium (K), natrium(Na) dan kalsium (Ca) dalam perbandingan yang beragam. Berdasarkan kandungan unsur - unsur tersebut, secara mineralogy felspar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok mineral, yaitu:
- alkali feldspar
- plagioklas
Gambar plagioklas(no.wikipedia.org)
Kelompok–kelompok felspar tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk segitiga hubungan antara K-Na-Ca. Kelompok alkali felspar adalah:
- Sanidin, Ortoklas, Adularia sebagai kalium-natrium feldspar,
- Anortoklas dan Mikroklin sebagai natrium-kalium felspar.
Masing–masing mineral tersebut mempunyai sistem kristal yang berbeda, yaitu ortoklas mempunyai sistem kristal monoklin, dan mikroklin mempunyai sistem kristal triklin.
Kelompok felspar plagioklas diklasifikasikan mulai dari albit (natrim feldspar) dengan komposisi
Na : Ca sekitar 9 : 1 hingga anortit (kalsium feldspar)dengan komposisi Na : Ca sekitar 1 : 9. Sebaliknya kombinasi unsur - unsur K dengan Ca tidak pernah terjadi. Anggota dari plagioklas peldsfar adalah:
- Anortit
- Bitownit
- Labradorit
- Andesine
- Oligoklas
- Albit
Seluruh jenis felspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir sama, yaitu nilai kekerasan sekitar 6 – 6,5 skala mohs dan berat jenisnya sekitar 2,4 – 2,8 gr/ml, sedangkan warna bervariasi mulaidari putih keabu–abuan, merah jambu, coklat, kuning, dan hijau. System Kristal dari plagioklas adalah triklin.
Berdasarkan komposisi kimia, felspar mempunyai rumus umum MZ2O8 adalah kation–kation K+, Na+, atau Ca2+, kadang–kadang ada juga Ba+ dan NH4+. Komponen Z adalah kation – kation A13+ dan Si4+, tetapi sebagian digantikan oleh Fe3+. Dengan demikian berdasarkan keterangan pada gambar 1, maka komposisi kimia felspar murni adalah seperti pada table.
Di alam sulit ditemukan felspar ideal. Hampir semua kalium felspar mengandung unsur natrium baik terinklusi atau interlock dengan albit yang disebut felspar partitik. Demikian juga albit selalu mengandung sejumlah kecil campuran unsur kalium dan kalsium. Sebaliknya anortit (Ca – feldspar) tidak pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Felspar partitik dan felspar albit adalah felspar komersial.
Untuk membedakan alkali felspar dari felspar plagioklas dapat dilakukan dengan teknik pengujian cara kimia dan fisika. Cara kimia dilakukan dengan dengan menggunakan asam flurida serta larutan natrium kobaltitrit, dan dengan batntuan mikroskop akan teralihat permukaan felspar plagioklas berwarna merah. Cara ini sering disebut dengan teknik staining (pewarnaan). Kemudian cara fisika dilakukan dengan menggunakan cara difraksi sinar – x.
Lokasi endapan:
Hasil penyelidikan menunjukan bahwa lokasi endapan felspar yang poternsial tersebar hamper di seluruh Indonesia. Bentuk endapannya berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lainnya. Seperti endapan berbentuk batuan atau berbentuk pasir yang sebagian besar mengandung feldspar, kuarsa, mika (muskovit, biotit), hematite dan lain–lain. Beberapa lokasi telah dipetakan, namun masih banyak juga lokasi yang belum dipetakan. Daerah–daerah lokasi endapan felspar yang telah diketahui antara lain : Kendawi, Rikitgaib, Blangkejeran, Tapak tuan (Aceh), Pantai Timur, Prapat (Sumatra Utara); Siberida–indragiri Hulu, Kampar (Riau); Lundan–Pasaman, Sulit Air–Solok (Sumatra Barat; Rejang Lebong (Bengkulu); Way porbian , Way buha (Lampung); Sayan–Sintang, Bonti –Sangau (Kalimantan Barat); Cikembar–Sukabumi (Jawa Barat); Trenggelek, Blitar, Ponorogo (Jawa Timur); Ae Bara – Wolowaru (Flores Timur); Baidu– Tapa gorontalo (Sulawesi Utara); Donggala (Sulawesi Tenggara); Maros (Sulawesi Selatan); Ponto – Pulau Saparua (Maluku).
Cadangan:
Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Direktorat Sumberdaya Mineral, Indonesia mempunyai potensi dan cadangan felspar yang cukup besar dan kemungkinan masih ada endapan felspar yang belum ditemukan. Berdasarkan perkiraan kasar dari beberapa lokasi endapan, cadangan felspar Indonesia adalah sekitar 271,7 juta ton (terukur/proved), 11,0 juta ton (tereka/probable), dan 57,56 juta ton (terindikasi/possible).
0 komentar:
Posting Komentar