Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan
(metamorphose) dari batuan lain yang
umur geologinya relatif lebih tua. Dengan demikian batuan metamorf dapat
berasal dari:
- Batuan beku
- Batuan sedimen, atau
- Batuan metamorf
Skema proses malihan (metamorphose) adalah sebagai
berikut:
Gambar 5.1. Skema terjadinya batuan
metamorf
Pada batuan meta sedimen (batuan metamorf
yang belum sempurna) sifat-sifat asal batuan seringkali masih dapat dilihat
dengan mata telanjang. mIsal mineral phenocryst pada batuan beku masih tampak,
atau fosil atau perlapisan pada batuan sedimen masih dapat dikenal.
5.1. MENGENAL BATUAN
ASAL
Batuan metamorf merupakan hasil proses metamorfose. Batuan metamorf
dapat berasal dari:
·
Batuan
beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf.
o
dengan demikian bahan galian yang pada awal terdapat pada batuan asal
dipastikan akan terdapat pada
batuan metamorf. Sebagai contoh:
§ Apabila
pada batuan beku terdapat bahan galian logam dalam bentuk emas, maka pada
batuan metamorf juga akan terdapat emas. Perlu diingat mineral logam tidak akan
mengalami proses metamorfosa
§ Bila
dalam batuan sedimen terdapat mineral
kuarsa maka pada batuan metamorf akan terdapat mineral kuarsit yang
merupakan hasil metamorfose mineral kuarsa
§ Bila
dalam batuan asalnya banyak didapatkan
mineral amphibole maka batuan hasil metamorfosanya akan didapatkan mineral
asbes.
§ Bila
dalam batuan asalnya banyak didapatkan mineral biotit atau muscovite maka
pada batuan metamorf yang terbentuk dijumpai mineral phlogopite.
Dengan
demikian mengetahui asal mula batuan metamorf adalah sangat penting karena
dapat mengetahui jenis bahan galian yang terdapat pada batuan metamorf.
·
Bahan galian logam tidak akan mengalami
metamorfose, namun tetap seperti keadaan semula (bila pada batuan beku yang merupakan asal batuan metamorf)
semula ada emas maka pada batuan metamorf-nya juga akan terdapat emas.
·
Bahan galian non logam dapat mengalami
metamorphose, sebagai contoh antara
lain:
o
Mineral kuarsa bila terkena proses
metamorfose akan membentuk mineral kuarsit
o
Mineral biotite maupun mineral muscovite
bila terkena proses metamorphose akan membentuk mineral phlogopite
o
Mineral
kalsit apabila mengalami proses metamorphose akan membentuk mineral
onyk
o
Mineral lempung apabila mengalami proses
metamorphose akan membentuk slate
o
Mineral
amphibole apabila mengalami
proses metamorphose akan membentuk mineral asbes
|
5.2. MACAM METAMORFOSE
Proses metamorphose merupakan
peristiwa alam yang sangat kompleks dan berjalan dalam waktu jutaan tahun. Proses
tersebut hingga saat ini belum dapat ditiru oleh manusia dengan lingkup yang
luas. Skema terjadinya proses metamorphose dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5.5. Skema terjadinya batuan metamorf (batuan yang letaknya berdekatan dengan magma (yang merupakan
sumber panas akan terbentuk metamorfose kontak,
sedang batuan yang letaknya berada di daerah terkena tektonik akan terbentuk metamorphose regional).
Batuan metamorf dapat terbentuk sebagai akibat:
·
(1). Metamorfose kontak (thermal), dimana suhu merupakan faktor utama. Sebagai
contoh; intrusi batuan beku pada batugamping akan menghasilkan batu pualam
(marmer).
Pertanyaannya:
Bagaimana anda mengetahui bahwa ditempat
itu terdapat intrusi [yang mengakibatkan kontak (thermal) metamorfose ?].
Untuk mengetahui hal tersebut perhatikan petunjuk sebagai berikut:
·
Perhatikan berbagai macam batuan pada peta geologi,
apakah ditempat tersebut terdapat batuan beku yang merupakan batuan intrusi ?.
Anda harus tahu perbedaan antara bentuk intrusi dan non-conformity
·
Peta geologi yang dibuat adalah peta geologi permukaan. Oleh sebab
itu ada kemungkinan batuan beku yang dimaksud tidak tersingkap sampai
permukaan sehingga tidak tergambarkan dalam peta geologi yang anda baca.
·
Dalam hal yang demikian maka satu-satunya
metode yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui variasi/tingkat
metamorfosenya. Bila tingkat metamorfosenya berbeda-beda antara satu tempat dengan lain tempat pada
daerah penyebaran batuan yang masih
sama maka dapat dipastikan itu sebagai akibat metamorfose kontak (thermal)
o
Sebagai salah satu contoh intrusi batuan
beku pada batugamping. Bila tingkatan metamorfosenya berbeda beda (ada batuan
marmer dan ada batuan metasedimen dari batugamping) dipastikan itu
merupakan metamorfose lokal. Kenampakan
ini didekati dengan pengamatan petrografi
o
Hal yang sama dapat anda ketahui
pada batuan slate (batu sabak), pada batuan metamorf sebagai jenis phylit, gneiss, sekis dan sebagainya.
·
(2). Metamorfose regional, dimana tekanan
(akibat tektonik) memegang peranan penting
Tektonik
yang menghasilkan proses metamorfose juga
mempunyai penyebaran yang luas. Oleh sebab itu batuan metamorf yang
dihasilkan oleh memorfose regional mempunyai tingkatan metamorfose yang sama
|
5.3. BAHAN GALIAN PADA BATUAN METAMORF
Pada dasarnya bahan galian yang terdapat
pada batuan metamorf paling tidak mengikuti pada batuan asalnya. Apabila batuan
asalnya merupakan batuan beku yang mengandung
logam emas (Au) maka sangat dimungkinkan pada batuan metamorf-nya juga
akan mengandung emas. Dengan demikian maka anda tidak perlu heran mengapa pada
batuan metamorf dapat ditemukan logam-logam yang semula dianggap hanya terdapat
pada batuan beku saja. Beberapa batuan/mineral dapat berubah menjadi mineral
yang telah mengalami metamorfose. Komposisi mineralogi relatif tetap, namun
sifat fisik dan juga mungkin sifat optiknya akan berubah. Beberapa contoh
antara lain:
- Mineral kuarsa akan
berubah menjadi mineral kuarsite
- Mineral kalsit yang
semula merupakan komposisi batugamping, akan mengalami perubahan sifat
fisik dan optiknya menjadi marmer., namun komposisi kimianya tetap.
Gambar 5.6. Singkapan batuan marmer yang belum
ditambang (gbr.kiri), singkapan batuan marmer yang sudah ditambang (gbr.kanan)
Beberapa contoh batuan metamorf yang banyak dijumpai di Indonesia.
1 komentar:
anda tau MEMEK ga
Posting Komentar