Kamis, 31 Desember 2015 0 komentar

Menyambut Tahun 2016 dengan (was-was) OPTIMIS !!!

Hari-hari di setiap akhir tahun ini selalu membawa kita semua kedalam sebuah babak baru kehidupan. indonesia memulai dengan Presiden baru, sedangkan dalam profesi kebumian khususnya ekstraksi minyak gad dan komoditas lain diawali dengan anjloknya harga komoditas tambang dan energi.

Memang terasa berat sewaktu mengawali tahun 2015, namun kita tahu dan kita telah membuktikan bahwa hal yang sulitpun dapat kita lalui. Itu merupakan sesuatu yang harus disyukuri dan tidak hanya hanya bersyukur saja, bahwa itu menjadi pelajaran bahwa kita MAMPU kalau kita niat dan tekun melewatinya.

Diperkirakan 2016 nanti minyak akan dibanjiri oleh produksi Iran, bila OPEC tetap tidak mengurangi produksi. China masih mengalami perlambatan, dan musim dingin segera berakhir.


Kalau harga minyak rendah maka biaya transportasi menurun dan akan mendorong usaha-usaha lain yang kendala utamanya biaya transportasi.

Tahun 2016 nanti banyak yang meramalkan keterpurukan harga komoditas migas dan pertambangan secara umum. Namun dengan bukti-bukti yang telah kita lalui setahun lalu, menunjukkan tahun depan harus dihadapi dengan rasa lebih optimis.

Persiapan untuk tahun 2016 tentunya bagi industri ekstraksi (migas, batubara dan mineral tambang) cukup berat. Namun kalau musim hujan tidak akan berlama-lama tentunya ini akan menjadi oportunity yang bagus untuk Indonesia. Pembangunan MRT Jakarta diharapkan tepat waktu. Penyelesaian pembangunan infrastruktur semestinya tidak akan terkendala faktor alam.

Jadi … selamat menjelang tahun 2016 !
0 komentar

Cipali Toll Road, between Kromong Volcanic Neck and Baribis Thrust Fault

Apa yang dilakukan oleh seorang pengemudi saat menempuh jalan tol yang lengang, lurus, dan datar, seperti Tol Cipali yang menghubungkan Cirebon ke arah Jakarta? Membosankan, tentunya.

Rasanya akan sangat antusias bila dapat menatap rangkaian perbukitan atau menemukan singkapan batuan di tepian jalan. Dibangun di atas endapan rombakan erosi perbukitan lipatan Zona Bogor dan busur volkanik modern Jawa Barat, ruas Tol Cipali memang menyuguhkan pemandangan yang monoton. Namun bila kita layangkan pandangan ke arah selatan, akan tampak di kejauhan rangkaian perbukitan Zona Bogor yang terangkat oleh aktifitas sesar anjak Baribis - dinamakan dan diidentifikasi oleh van Bemmelen (1949) dengan mengacu pada geomorfologi dan data geologi perbukitan di utara Kota Majalengka, yang membentang ke arah WNW hingga di tenggara Kota Subang. Jalan tol itu sendiri berjarak sekitar 5 km dari jejak Sesar Baribis. Jadi tenang saja, jangan membayangkan adegan film San Andreas-nya Hollywood 2015 yang lebay itu ya, dimana jalanan akan terbelah menganga akibat pergeseran sesar...

Di dekat pintu tol Palimanan, kita akan memotong the one and only outcrop (yeay..) di ruas Cipali, yaitu ujung utara dari komplek leher gunungapi purba Kromong (penamaannya juga berasal dari van Bemmelen, 1949), yang diduga berumur Plio-Pleistosen. Di tepian jalan, terbuka singkapan batupasir volkanik Formasi Kaliwangu. Agak kejauhan, morfologi gunungapi Kromong yang tererosi sangat lanjut, tersusun atas batuan andesit dan andesit hipersten hingga dasit, menerobos dan mengangkat batugamping Formasi Cibulakan Atas (Miosen Tengah) dan batugamping Formasi Parigi (Miosen Akhir) ke permukaan. Keduanya termasuk formasi reservoar penting dalam sistem petroleum di Cekungan Jawa Barat Utara.

Cukup melihat-lihat geologinya, dan saat berikutnya adalah kembali ke realita, bersiap-siap menghadapi kemacetan yang menunggu di ujung tol....


0 komentar

TEKNIK INVENTARISASI (BGI)

Bahan galian merupakan salah satu kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tak terbarukan. Mengacu pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 , ayat (3) mengamanatkan: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
  • Bumi dimaksudkan wilayah daratan dan laut serta wilayah udara yang berada di atasnya dikuasai Negara, dikandung maksud untuk menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Orang asing yang berada di bumi Indonesia wajib meminta izin kepada pemangku kepentingan yang ditugasi oleh negara 
  • Tidak dibenarkan siapapun juga menyewakan apalagi menjual wilayah daratan termasuk pulau-pulau kecil untuk dikuasai / dimiliki oleh orang asing. 
  • Tidak dibenarkan siapapun juga untuk menyewakan apalagi menjual wilayah lautan untuk dikuasai / dimiliki oleh orang asing.
  • Tidak dibenarkan siapapun juga untuk melintasi wllayah laut dan udara yang merupakan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Namun demikian kapal laut dan pesawat udara milik Negara/orang asing dibenarkan dengan terlebih dahulu meminta izin untuk melintas. 
  • Tidak dibenarkan siapapun juga menguasai, melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang terkandung di wilayah Republik Indonesia. 
  • Tidak dibenarkan siapapun juga termasuk warga Negara Indonesia melakukan eksplorasi dan atau eksploitasi tanpa izin dari pemangku kepentingan yang ditugasi oleh Negara. 
Untuk itu Negara menerbitkan Undang-Undang/Peraturan-Peraturan.Salah satu di antara Undang-Undang tersebut adalah Undang-Undang Mineral dan Batubara no.4 Tahun 2009.

Demi untuk mengawal Undang-Undang tersebut kepada semua aparat Negara dan warga Negara Indonesia wajib mengetahui, mencermati dan melaksanakannya. 

A. TAHAPAN MENCERMATI BAHAN TAMBANG
Bahan galian ditemukan di alam dapat dilihat oleh semua orang. Oleh sebab itu kecermatan dalam melihat data lapangan merupakan hal yang utama bagi seorang geologist, termasuk anda. Terdapat beberapa tahap yang wajib anda lakukan, agar tujuan mulia dari inventarisasi bahan galian dapat tercapai. Tahapan tersebut adalah: 
  1. 1. Mengetahui sifat-sifat fisik bahan galian.
    Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari berbagai bahan galian yang dibahas dalam buku reference. Buku-buku ini dapat dibaca di:
  • Perpustakaan Daerah,
  • Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Universitas,
  • Lembaga Pemerintah yang membidangi perihal Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Untuk memperkaya pengetahuan pemangku kepentingan yang berhubungan dengan ESDM di tiap kantor desa/kantor kecamatan sangat dianjurkan untuk melakukan inventarisasi dan menyimpan contoh dan di-display bahan galian yang terdapat diwilayahnya. Hal ini dikemukakan dengan pertimbangan kepala desa / petugas kecamatan dan masyarakat setempat lebih tahu tempat-tempat dan jenis bahan galian ditemukan didaerahnya. Untuk tingkat desa atau lokal nama bahan tambang boleh disebut dengan nama setempat apabila nama ilmiahnya belum diketahui. 

Nama-mana tersebut antara lain: 
  • Batu lintang adalah nama lokal untuk kristal kalsit 
  • Damar selo adalah nama lokal untuk mineral harzt 
  • Pasir putih adalah nama lokal untuk mineral kuarsa yang berukuran pasir 
  • Latung adalah nama lokal untuk minyak bumi (mentah), 
  • Areng stengkol adalah nama lokal untuk batubara, 
  • Batu kapur adalah nama lokal untuk batugamping, 
  • Batu kambang adalah nama lokal untuk batuan pumice 
  • Batu gudik adalah nama lokal untuk batuan breksi 
  • Batu endok adalah nama lokal untuk batuan konglomerate 
  • Batu candi adalah nama lokal untuk batuan andesit 
  • Batu akik adalah nama lokal untuk batu permata 
Dan masih banyak nama-nama lokal yang dikenal oleh masyarakat setempat. Anda sebagai geologist mempunyai kewajiban untuk membantu memberi nama ilmiah bahan tambang tersebut pada saat anda berkunjung ke kantor pemerintah daerah tingkat desa maupun tingkat kecamatan. 

Bagi daerah yang sistem administrasinya sudah relatif berkembang tampaknya sudah memiliki data yang berkaitan dengan sumber daya alam setempat:
  • Untuk tingkat desa dinamakan monografi desa , sering sudah disertai peta tematik lokasi bahan tambang 
  • Untuk tingkat kecamatan/distrik disusun dalam buku Kecamatan dalam angka, sering disertai peta tematik lokasi bahan tambang 
  • Untuk tingkat kabupaten disusun dalam buku kabupaten dalam angka disertai peta tematik lokasi bahan tambang. Untuk kabupaten tertentu telah dibuat peta lokasi bahan tambang. Untuk tingkat kabupaten yang telah maju, mereka telah melaksanakan inventarisasi bahan tambang yang disuguhkan dalam bentuk buku. 
  • Untuk tingkat provinsi disusun dalam buku propinsi dalam angka. Untuk provinsi tertentu telah dibuat peta lokasi bahan tambang hasil penelitian dari Dinas ESDM setempat. 
  • Ditiap kabupaten atau provinsi sudah dibentuk suatu badan yang mengurusi dan mengatur tentang Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Pada umumnya di kantor-kantor ini sudah ada terbitan-terbitan yang berkaitan dengan sumber daya mineral termasuk air. 
Apabila hal-hal tersebut di atas sudah anda fahami, perhatikan petunjuk berikut:
  1. 2. Mencermati informasi dari masyarakat, Pada saat anda melakukan observasi di lapangan atau interview dengan masyarakat lokal ada hal yang menarik dan perlu mendapat perhatian anda. Apabila mereka menyebutkan, antara lain: 
  • Di tempat nun jauh di sana ada “luweng”. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa di tempat yang ditunjukkan dipastikan merupakan penyebaran batu gamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Wonogiri, Pacitan dan tempat-tempat penyebaran bentang alam karst. 
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat sungai bawah tanah. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan, daerah Karangbolong, Kabupaten Kebumen.
 Gambar 1. Kenampakan luweng/sumuran (gbr.kiri),  sungai bawah tanah (gbr.kanan)
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat telaga alami yang letaknya saling berjauhan,. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Wonogiri, Pacitan. Telaga-telaga tersebut pada musim kemarau masih ada yang berair, namun ada juga yang sudah kering. Disekitar pinggiran telaga dipastikan terdapat mata air. 
Gambar 2. Telaga alami yang dikelilingi bukit kerucut karst (gbr.kiri), panorama salah satu telaga pada musim kemarau (gbr.kanan) 

  • Di daerah tersebut terdapat deretan bukit-bukit berbentuk kerucut dengan lembah diantaranya. Kenampakan ini menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batugamping nonklastik (batugamping koral). Lembah-lembah itu merupakan ladang atau sering dimanfaatkan sebagai tempat permukiman karena berdekatan dengan air. 
Gambar 3. Deretan bukit berbentuk kerucut (gbr.kiri), lembah diantara bukit (gbr.kanan). 
  • Di tempat nun jauh disana terdapat pupuk guano. Informasi itu mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Pupuk guano adalah sejenis pupuk phospat alam yang dimanfaatkan oleh para petani untuk menyuburkan tanah pertanian. Kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kenampakan serupa terdapat di Karangbolong, Kabupaten Kebumen. 
  • Di tempat nun jauh di sana dijumpai tiang batu kapur di dalam goa (stalaktite dan stalakmite). Informasi tersebut mengindikasikan, bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kenampakan serupa terdapat di Karangbolong, Kabupaten Kebumen. 
Gambar 4. Stalaktite dan stalamite dalam goa batugamping 
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat goa yang disebut goa Tabuhan. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa goa tersebut merupakan goa batugamping. Contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonogiri, Jawa Tengah dan di daerah Pacitan, Jawa Timur. 
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat mata air yang muncul dari lapisan batuan berwarna putih. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah pantai Baron, Wonosari, Yogyakarta. 
Gambar 5. Sungai bawah tanah 
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat nyala api abadi yang tersebar di beberapa tempat. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan merupakan daerah endapan batubara, sekaligus merupakan penyebaran batuan sedimen jenis batu lempung. Kenampakan yang demikian dijumpai di Taman Nasional Bukit Suharto, di Kalimantan. Hal yang sama dapat terjadi di daerah bekas rawa paleo (masa lampau). 
  • Di tempat nun jauh di sana selalu berbau gas belerang, kemungkinan terdapat singkapan batuan beku dengan mineralisasi membentuk mineral sulfida. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian di jumpai ditebing Sungai Kleco, di Wonogiri atau tempat solfatara/air panas. Hal ini tampak di Lahendong, Manado. Sulawesi atau merupakan penyebaran gambut, hal ini tampak di Kecamatan Gambut, di Kalimantan. 
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat mata air panas. Informasi ini mengindikasikan bahwa, kemungkinan besar daerah tersebut merupakan penyebaran batuan volkanik. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dapat dijumpai di daerah Kebumen, jawa Tengah, atau di daerah Lahendong, Manado. 
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat tempat pemujaan agama dalam bentuk Candi yang tersusun dari batu keras berwarna hitam. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa, kemungkinan besar merupakan tempat dekat dengan penyebaran batuan beku. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian ditemui di daerah Borobudur, Magelang, atau di kompleks Candi Prambanan, Kabupten Klaten, Jawa Tengah. 
  • Di tempat nun jauh di sana terdapat tempat pemujaan agama dalam bentuk Candi dengan batu keras berwarna putih. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar merupakan tempat dekat penyebaran batuan breksi pumice. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di Candi Boko. Prambanan, Yogyakarta. 
Gambar 6. Candi Rorojonggrang yang disusun dari batuan andesit (gbr.kiri), dan Candi Boko yang disusun dari batuan breksi pumice (gbr.kanan) keduanya berlokasi di Prambanan, Yogyakarta. 

  • Di tempat tersebut rumah-rumah berpenduduk dindingnya dibangun dengan batu hitam. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan tempat dekat penyebaran batuan beku. Sebagai contoh, hal yang demikian dijumpai di daerah lereng Turgo, lereng Gunung Merapi sebelah selatan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 
  • Di tempat itu, rumah-rumah penduduk dindingnya dibangun dengan batugamping. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan tempat dekat penyebaran batugamping. Sebagai contoh, hal yang demikian tampak di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. 
  • Di tempat tersebut terdapat mineral berwarna putih dan lunak, dimanfaatkan untuk campuran membuat tahu dari kedelai, membuat kapur tulis. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan daerah dekat tempat tambang gypsum, sekaligus merupakan penyebaran batulempung hitam. Sebagai contoh kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Sumedang, Jawa Barat. 
Gambar 7. Dinding rumah yang tersusun dari batugamping (gbr.kiri), tempat penambangan gypsum di desa Klutukan, Randublatung (gbr.kanan). 
  • Di tempat tersebut ada orang menggali sumur dan keluar gas yang dapat menyala. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan pinggir dari sungai purba. Gas itu merupakan gas methana. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini pernah terjadi di pinggir sungai Progo di wilayah Bantul, Yogyakarta. 
  • Di tempat tersebut ada orang yang menggali sumur, pekerja penggali sumur yang ada di dalam sumur pingsan. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan pinggir dari sungai purba. Gas tersebut merupakan gas karbondioksida yang bersifat toksik dan terhirup oleh penggali sumur. Bila ayam yang masih hidup dimasukkan ke dalam sumur yang demikian, dipastikan ayam itu juga akan mati. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini pernah ditemukan di daerah Kulon Progo, Yogyakarta. 
  • Di tempat tersebut masyarakatnya banyak yang terkena kencing batu. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa tempat tersebut pada air sumurnya banyak terlarut CaCO3 dan sekaligus merupakan penyebaran batugamping atau napal. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini banyak dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta dan daerah Wonogiri, Jawa Tengah, daerah Pacitan Jawa Timur. 
  • Di tempat tersebut masyarakat membuat batas pekarangan yang berundak-undak (bentuk teras-teras) dengan batuan beku. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batuan beku. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini terlihat di daerah Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 
  • Di tempat tersebut masyarakat membuat batas pekarangan atau ladang yang berundak-undak (bentuk teras-teras) dengan batugamping. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Jawa Tengah. 
  • Di tempat tersebut banyak di dapatkan kaolin (oleh masyarakat setempat disebut dengan nama tanah putih). Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah itu merupakan penyebaran batuan granit. Hal ini akan lebih nyata lagi bila tanah putih bercampur dengan pasir kuarsa. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di Pulau Bangka. 
Gambar 8. Tambang kaolin di Pulau Bangka. 
  • Di tempat tersebut banyak di dapatkan tanah putih, namun ringan dan sarang. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran tanah diatomea (diatomeous earth). Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dapat ditemui di daerah Sangiran, Kabupaten Purwodadi, jawa Tengah. 
  • Di tempat itu merupakan sentra industry keramik maupun genteng. Informasi tersebut menunjukkan bahwa disekitar tempat tersebut terdapat batulempung atau tanah yang merupakan hasil pelapukan batuan beku mikrodiorit. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Godean, Yogyakarta, daerah Bayat, Klaten. 
Gambar 9. Kawasan industri keramik di Kasongan, Yogyakarta. 
  • Di tempat tersebut merupakan daerah yang rawan tanah longsor/gerakan tanah. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah itu merupakan penyebaran batuan lunak, antara lain batulempung, atau batuan breksi volkanik yang sudah lapuk lanjut. Sebagai contoh, hal ini dijumpai di daerah antara Soe dan Atambua, Timor. atau pelapukan lanjut batuan volkanik, hal ini dijumpai di daerah Tawangmangu, jawa Tengah. 
  • Di tempat tersebut merupakan pantai berpasir putih bila terkena sinar matahari berkilau. Informasi ini menunjukkan bahwa di daerah itu merupakan penyebaran pasir kuarsa rombakan (detrital). Sebagai contoh, kenampakan ini dijumpai di pantai Rembang, Jawa Tengah. 
  • Di pantai tersebut merupakan pantai berpasir putih, kecoklatan. Informasi itu menunjukkan bahwa di tempat tersebut merupakan penyebaran butir-butir kalsit yang merupakan rombakan dari batugamping kalkarenite. 
  • Di tempat tersebut masyarakat menemukan kepalan batu berwarna merah bata dan agak lunak. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di tempat tersebut kemungkinan besar merupakan penyebaran endapan mangaan. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta, dan di Kupang. 
Gambar 10. Tambang mangaan di Kupang 
  • Di daerah ini jalan yang diaspal selalu bergelombang. Informasi ini menunjukkan bahwa jalur jalan itu melalui tanah yang lunak, misalnya napal atau batulempung. Sebagai contoh jalan dari Purwodadi-Semarang jalannya selalu bergelombang,lebih-lebih pada musim hujan. Hal ini menunjukkan jalan itu dibangun di daerah tanah lempung. 
Gambar 11. Jalan bergelombang karena melintasi daerah batulempung 
  • Ditempat dipinggir jalan terdapat tumpukan pumice. Informasi ini menunjukkan bahwa daerah sekitar itu merupakan tempat penambangan batu pumice. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Praya Lombok, yang merupakan daerah tambang rakyat untuk batu pumice. 
  • Sepanjang perjalan di desa-desa anda mendapatkan banyak mineral kuarsite berserakan. Informasi ini menunjukkan bahwa tempat itu merupakan penyebaran batuan metamorf jenis gneiss. Sebagai contoh, kenampakan ini dapat anda temui di daerah Bayat, Klaten, Jawa Tengah. 
  • Ditempat dipinggir jalan terdapat tumpukan batuan obsidian. Informasi ini menunjukkan bahwa daerah sekitar itu merupakan penyebaran dari batuan obsidian. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Bajar, dekat Stasiun Kereta Api Banjar, perbatasan provinsi Jawa Tengah-Jawa Barat. 
  • Di tempat tersebut terdapat pasir yang berwarna hitam, bila terkena panas memantulkan cahaya, pada siang hari terasa panas, agak berat dan tertarik oleh besi magnet. Informasi ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan tempat penyebaran bahan tambang pasir besi. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Bugel, Wates, Yogyakarta, daerah pantai Mirit, Kabupaten Kebumen. Jawa Tengah. 
Gambar 12. Tambang pasir besi 
  • Di daerah itu terdapat banyak industry kecil berbahan baku marmer. Informasi ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat deposit marmer. Sebagai contoh, kenampakan ini anda dijumpai di daerah Tulungagung, Jawa Timur. 
Gambar 13. Sentra kerajinan marmer 
  • Disepanjang sungai terdapat banyak orang mendulang. Informasi itu menunjukkan bahwa disungai tersebut terdapat endapan placer emas atau intan. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di sepanjang Sungai Mahakam. Kalimantan, di Kampung Sungaigula, Kecamatan Permata Intan, Kalimantan. 
  • Dipinggir jalan terdapat bongkah-bongkah batuan ukuran kecil yang ditempatkan pada karung. Informasi itu menunjukkan bahwa tidak jauh dari tempat itu terdapat penambangan emas tradisional (rakyat). Sebagai contoh, kenampakan seperti ini ditemukan dipinggir jalan dari Bandara Timika ke kota Abepura, Papua. 
  • Dari jauh telah terasa bau belerang yang sangat menyengat. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di dekat tempat tersebut terdapat telaga/kawah dengan uap belerang. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di Puncak Gunung Dieng, Wonosobo, jawa Tengah, kawah Tangkuban Prahu, Kawah Kamojang. Batas ujung utara Danau Toba. Sumatera. 
  • Di pantai tersebut banyak perahu-perahu apung milik rakyat yang beraktivitas dengan pompa isap. Informasi itu menunjukkan bahwa di tempat tersebut merupakan daerah penambangan pasir timah. Sebagai contoh, kenampakan tersebut dapat dijumpai di pantai barat pulau Bangka. 
Gambar 14. Penambangan timah inkonvensional di Bangka. 
  • Di tempat tersebut terdapat penambangan latung yang dilakukan oleh rakyat dengan alat-alat yang sederhana. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di daerah itu terdapat sumur minyak tua. Sebagai contoh, kenampakan ini dpat ditemui di daerah Bojonegoro, Jawa Timur, perbatsan dengan Cepu, Jawa Tengah.
Gambar 13. Tambang minyak rakyat di Bojonegoro, Jawa Timur 
  • Di tengah lahan pertanian didirikan museum untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di daerah itu merupakan penyebaran batulempung. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dapat anda jumpai di daerah museum Sangiran, Solo, maupun di musem Trinil, Ngawi, Jawa Timur. 
  • Di pinggir jalan terpampang tulisan: Daerah wisata seribu goa. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan di daerah jalan utama Pacitan dariarah Wonogiri. 
  • Di daerah terpencil terdapat museum karst. Informasi ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut merupakan bentang alam karst dengan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan ini dapat anda jumpai di daerah Pracimantoro, jalan utama Wonosari-Wonogiri, Jogyakarta. 
Gambar 16. Museum Sangiran (gbr.kiri), goa gong di Pacitan (gbr.tengah), museum karst di Wonogiri (gbr.kanan) 
  • Di daerah terpencil terdapat museum gunung api. Informasi ini menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batuan beku sekaligus terdapat gunung api. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dapat anda jumpai di Kecamatan Pakem, lereng selatan G.Merapi, Yogyakarta. 
  • Bila anda naik pesawat terbang dan melihat pulau-pulau kecil dengan pinggiran pantai yang berwarna putih melingkari pulau. Kenampakan ini menunjukkan bahwa di pulau itu terdapat penyebaran batugamping. 
Gambar 17. Museum G.Merapi (gbr.kiri), pulau Komodo yang dikelilingi warna putih (gbr.kanan) 
  • Bila anda naik pesawat terbang dan melihat daerah terbuka dengan lubang-lubang galian yang besar, menunjukkan warna gelap. Informasi ini menunjukkan pada anda bahwa ditempat tersebut ada kegiatan penambangan batubara. Sebagai contoh, kenampakan ini dijumpai di daerah Samarinda, Kalimantan Timur. 
Gambar 16. Panorama kawasan tambang batubara di lihat dari pesawat terbang. 
  • Dari contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa, apa yang dilakukan oleh masyarakat atau keadaan lingkungan serta bangunan yang anda jumpai sebagai pandangan awal di lapangan dapat menunjukkan terdapatnya bahan galian tertentu. 
  • Dan masih banyak keadaan lingkungan dan informasi yang disampaikan oleh masyarakat setempat, anda dapat manfaatkan untuk melakukan dugaan awal keberadaan bahan tambang tertentu.
KESIMPULAN; Sebagai seorang geologist wajib jeli melihat barang/kegiatan yang ada selama dalam perjalanan dalam rangka melakukan observasi geologi. Sebagai seorang geologist wajib mendengarkan informasi yang ada di masyarakat. Informasi tersebut sangat berguna dalam memperlancar tugas anda sebagai geologist. 

B. PETA TOPOGRAFI
Anda mestinya pernah mendengar berbagai kalimat dengan menggunakan istilah peta misalnya peta situasi, peta topografi, peta geomorfologi, peta penyebaran penduduk (demografi), peta lokasi menara seluler dan sebagainya. Timbul pertanyaan, apa yang dimaksudkan dengan istilah peta itu ?

Peta adalah gambaran bentang alam yang diperkecil, dilukiskan pada satu lembar kertas sehingga orang menjadi mudah mengenal, melihat dan membaca, serta mudah membawanya.
  1. Mudah mengenal dimaksudkan anda dapat mengetahui di mana anda atau teman anda berada 
  2. Mudah melihat dimaksudkan anda mudah mengetahui dan mengenal bentang alam yang letaknya berdekatan 
  3. Mudah membaca karena pada peta dituliskan keterangan-keterangan yang diperlukan. 
  4. Mudah membawa dimaksudkan dengan membawa peta tersebut anda tidak merasa terbebani 
Untuk memenuhi semua keinginan tersebut maka sebuah peta harus mempunyai skala. Oleh sebab itu suatu hal yang tidak mungkin apabila anda membuat peta suatu daerah dengan skala 1:1, yang diartikan panjang 1 sentimeter di lapangan sama dengan panjang 1 sentimeter di kertas.
  • Peta penyebaran bahan galian industri agar mudah dikenal, dan dicari tempat dimana bahan galian tersebut berada disebut dengan nama peta tematik penyebaran bahan galian industri, yang untuk selanjutnya dikenal sebagai peta penyebaran bahan galian industri 
  • Dalam rangka mengetahui potensi daerah tertentu maka perlu dibuat peta potensi misal: peta potensi bahan galian Kabupaten Sleman, peta potensi bahan galian Kabupaten Soe. 
  • Untuk kepentingan membuat peta geologi, anda disarankan mempergunakan peta topografi dimana ketinggian tempat ditunjukkan dengan garis kontur. 
  • Dengan melihat pola garis kontur anda sebagai seorang geologist sudah dapat melakukan dugaan sementara/interpretasi beberapa kemungkiinan keberadaan bahan tambang 
  • Bagi anda yang ingin memperdalam lebih lanjut tentang peta, anda disarankan untuk membaca buku: Pemetaan Geologi yang diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press. 

Dalam pembahasan Bahan Galian Industri utamanya anda dihadapkan pada peta topografi, bukan peta tematik. Timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan peta topografi ?. Uraian berikut akan dapat memperjelas apa yang dimaksud dengan peta topografi khususnya peta topografi dengan garis-garis kontur.
  • Dalam bekerja di lapangan sebagai seorang geologist, anda selalu akan berhadapan dengan peta topografi 
  • Peta topografi yang dipilih dianjurkan memakai peta topografi dengan nilai ke-tinggi-an tempat ditunjukkan dengan garis-garis kontur. 
  • Garis kontur adalah garis imajiner yang menghubungkan titik-titik dengan nilai ke-tinggi-an yang sama. 
  • Perlu disadari, garis kontur tidak akan tampak di lapangan. Garis-garis kontur hanya anda lihat pada peta topografi. 
  • Peta topografi oleh geologist dipergunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta geologi. 
  • Ketelitian peta topografi sangat ditentukan oleh skala peta, makin kecil skala peta (misal saka 1: 100.000; skala 1:250.000; 1:500.000) makin kurang teliti dibandingkan dengan peta dengan skala besar (misal skala 1:5.000; skala 1:10.000; skala 1: 25.000 dan skala 1:50.000). 
  • Hal yang serupa juga akan dialami pada peta geologi yang diturunkan (diperbesar dengan teknik foto copy) dari peta topografi skala peta yang bersangkutan. 
Di Indonesia hingga saat ini beredar tiga macam peta topografi yaitu: 
  • Peta topografi yang diterbitkan oleh USGS (United State Geological Survey) 
  • Peta topografi yang diterbitkan oleh Badan Geologi Bandung. 
  • Peta topografi yang diterbitkan oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey Pertanahan Nasional) 
Berbagai macam skala peta topografi baik yang diterbitkan oleh USGS, Badan Geologi maupun Bakosurtanal dapat dilihat pada Buku Pemetaan Geologi (Sukandarrumidi 2011). 
  • Peta topografi sering disebut dengan istilah peta rupa bumi, adalah peta situasi di darat yang padanya ditambahkan garis-garis kontur, dan segala sesuatu yang merupakan rekayasa manusia, antara lain jalan termasuk jalan penghubung antar kota, antar desa dan jalan setapak, rel kereta api, selokan, letak suatu tempat, batas wilayah dan sejenisnya. 
  • Peta topografi merupakan sebuah peta yang memperlihatkan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya. Yang dimaksud dengan roman muka bumi adalah: 
  • Relief yang meliputi gunung, bukit, lembah, dataran, tebing dan sejenisnya
  • Drainase (pola liran sungai), termasuk di dalamnya laut, sungai, danau, rawa, terusan 
  • Kulture (hasil rekayasa manusia) yang meliputi kota, jalan antar kota, jalan antar desa, jalan setapak, rel kereta api, lapangan terbang, pelabuhan laut, batas daerah dan nama tempat serta sejenisnya. 
Beberapa pola garis kontur yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk penyebaran batuan/keberadaan bahan galian antara lain:

Perhatikan garis-garis kontur. Garis-garis kontur yang digambarkan pada peta topografi yang dipergunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta geologi. 
  • Pada umumnya makin rapat garis konturnya menunjukkan makin kuat dinamika tektonik geologi daerah yang bersangkutan. 
  • Makin kuat dinamika tektonik geologi suatu daerah akan menghasilkan berbagai jenis bahan galian. 
  • Garis-garis kontur yang menunjukkan kenampakan topografi karst (bentuk-bentuk bentang alam yang merupakan bentuk kerucut (conical hills) dan terpisah satu sama lain), akan menunjukkan kekayaan sumber daya alam dalam bentuk bahan galian batugamping, mineral kalsit, phospat pada gua-gua di daerah batugamping. Ditempat-tempat seperti ini potensial didapatkan sungai bawah tanah dan mata air dengan debit yang cukup besar 
  • Garis-garis kontur yang renggang dan menunjukkan kenampakan topografi depresi menunjukkan potensial kemungkinan dijumpainya gambut, telaga musiman. 
  • Garis-garis kontur yang rapat , menampakkan “hidung” kearah hulu sungai dapat menunjukkan daerah tersebut potensial terkena gerakan tanah jenis runtuhan. Dan apabila di bagian ujung garis kontur merupakan daerah gunungapi maka disepanjang sungai tersebut potensial terdapatnya batuan beku dan pasir volkanik sebagai bahan galian untuk bangunan fisik 
  • Garis-garis kontur yang renggang sekitar alur sungai menunjukkan daerah yang potensial terjadinya bencana dalam bentuk banjir sungai. Ditempat seperti ini banyak didapatkan endapan sungai yang cukup subur dan potensial merupakan penyebaran batulempung 
  • Garis-garis kontur dengan pola konsentris makin rapat yang menunjukkan keberadaan gunung api [baik yang masih aktif maupun yang sudah mati sementara (dorman), atau mati sepanjang masa ] mengindikasikan merupakan daerah penyebaran batuan beku dan pasir volkanik yang masih lepas-lepas. Batuan tersebut tampak nyata di daerah alur-alur sungai yang berhulu di puncak gunung api Di daerah lerengnya sering kali ditemukan batuan pumice atau obsidian. Dalam heberapa hal dijumpai juga endapan belerang (murni) yang merupakan hasil sublimasi di lubang kepundannya. Daerah lereng gunung api umumnya potensial keberadaan mata air dengan debit yang cukup besar. 
  • Garis-garis kontur dengan pola konsentris makin rapat yang menunjukkan keberadaan depresi (lembah) merupakan daerah penyebaran batuan lunak antara lain batulempung. Di tempat yang demikian potensi air tanah dangkal cukup besar, kadang-kadang merupakan sumbera air artesis. 
  • Garis-garis kontur dengan pola konsentris namun berpusat di beberapa tempat dengan pola yang teratur menunjukkan bentukan telaga-telaga. Kenampakan ini mengindikasikan daerah penyebaran batugamping. Telaga ini pada musim hujan merupakan reservoir air permukaan (tampungan air hujan) yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai cadangan air untuk keperluan rumah tangga. 
  • Di daerah dengan penyebaran batugamping kemungkinan besar dijumpai mineral kalsit secara setempat-setempat yang cukup pontensial. 
  • Daerah dengan penyebaran batugamping potensial sebagai sumber bahan baku untuk industry semen Portland maupun industri kapur tohor. 
  • Di tempat yang demikian juga merupakan tempat yang potensial untuk membuat kapur super- proses grinding tanpa kalsinasi (yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industry kimia atau untuk menetralkan air asam tambang atau menetralkan tanah yang terlalu asam). 
C. PETA GEOLOGI
Peta geologi merupakan peta yang memuat informasi geologi yang ada di suatu daerah. Peta geologi yang baik adalah peta geologi yang mudah dikenal dan dapat dibaca ketinggian suatu tempat. Untuk memenuhi keinginan tersebut maka sebaiknya anda membuat peta geologi dengan peta dasar peta topografi. Timbul pertanyaan, bagaimana cara mengetahui keberadaan bahan galian dengan melihat peta geologi. Uraian berikut, akan menjawab dan memperjelas pertanyaan tersebut diatas.
  • Makin kompleks peta geologi suatu daerah akan menunjukkan makin bervariasi bahan galian yang ditemuinya. 
  • Untuk mengetahui kualitas suatu bahan galian, anda harus datang ke lapangan dan mengambil contohnya kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium 
Timbul pertanyaan bagaimana caranya mengetahui kompleksitas suatu daerah dari sebuah peta geologi ?.
Berikut diberikan petunjuk ringkas (hint) bagaimana anda menilai kompleksitas peta geologi suatu daerah.
  1. 1. Perhatikan berbagai jenis lithologi/jenis batuan yang digambarkan pada peta geologi. 
  • Jenis-jenis lithologi yang terdapat pada peta geologi suatu daerah dapat dilihat dari warna-warna yang tergambarkan pada peta geologi yang bersangkutan
  • Makin banyak warna yang tergambarkan pada peta geologi akan makin banyak variasi lithologi yang ada didaerah tersebut.
  • Pada umumnya makin banyak variasi lithologinya, di daerah tersebut makin kaya akan bahan galian
  • Warna yang me-representasi-kan batuan beku menunjukkan keberadaan bahan galian batuan beku sebagai bahan bangunan fisik, pasir gunung api, kadang-kadang dijumpai belerang dan mata air panas. Daerah batuan beku juga menunjukkan daerah mineralisasi logam-logam tertentu.
  • Daerah batuan beku dikombinasikan dengan keberadaan hutan yang lebat dapat dipakai sebagai indikator kekayaan air tanah dangkal maupun air tanah dalam 
  • Warna yang me-representasi-kan batugamping menunjukkan keberadaan bahan galian batugamping, bahan galian phospat dalam bentuk phospat guano, bahan galian kalsit, kadang-kadang terdapat bahan galian mangaan. 
  • Warna yang me-repesentasi-kan batuan sedimen lunak menunjukkan keberadaan batulempung yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sement Portland atau bahan baku keramik/bata merah 
  1. 2. Perhatikan berbagai macam garis-garis yang terdapat pada peta geologi 
  • Garis-garis tersebut akan me-representasi-kan berbagai macam struktur geologi 
  • Struktur geologi tersebut antara lain struktur patahan (yang digambarkan dengan garis-garis yang relatif lurus), dan struktur perlipatan (bentuk struktur antiklin dan struktur sinklin) 
  • Garis-garis yang me-representasi-kan Jalur-jalur patahan merupakan daerah yang potensial terjadi gerakan tanah/gempa bumi ataupun merupakan tempat-tempat kemunculan mata air tanah dangkal. Daerah yang demikian juga potensial terjadinya gerakan tanah. 
  • Gempa tektonik yang terjadi akahir-akhir ini ternyata “dapat mengaktifkan kembali” struktur patahan yang semula diduga sudah tidak aktif, Contohnya antara lain struktur patahan Sungai Opak di Yogyakarta, struktur patahan Semangko di Sumatera. 
  • Pada umumnya, makin kompleks struktur geologi suatu daerah makin bervariasi bahan galian yang terdapat di daerah tersebut 
  • Garis-garis yang me-representasi-kan struktur sinklin mengindikasikan daerah yang kaya akan air tanah dangkal 
  • Garis-garis yang me-representasi-kan struktur antiklin dengan kondisi geologi tertentu menunjukkan potensi kemungkinan terdapat endapan minyak dan gas bumi. 
Tambahan;
Kenampakan apa yang tercantum pada no.1, dan 2, dapat dilihat pada kolom legenda peta geologi daerah yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri mengindikasikan potensi bahan galian tertentu atau bersinergi satu sama lain mengindikasikan potensi bahan galian secara bersinergi 

Dari uraian tersebut diatas, dengan ilmu geologi khususnya kemampuan membaca peta geologi, sudah dapat mengarahkan pada anda kira-kira jenis bahan galian apa yang akan didapatkan disuatu daerah. Interpretasi ini akan lebih tajam bila didampingi dengan interpretasi foto udara daerah yang bersangkutan. Untuk meyakinkan bahan galian apa saja yang terdapat di suatu daerah anda wajib melakukan penelitian lapangan. Hal ini sangat dianjurkan karena proses mineralisasi/pembentukan mineral logam tidak dimungkinkan dapat diketahui dari peta topografi maupun dari foto udara.

Kesimpulan: ground check di lapangan tetap diperlukan untuk menentukan dengan pasti bahan galian yang terdapat di suatu daerah. Kemampuan membuat peta geologi, wajib anda kuasai.
0 komentar

Apa kah perlu kita merayakan Tahun Baru???


Islam dan perangkatnya sudah jelas dan sempurna, tidak lagi perlu ditambah dengan hal-hal lain, apalagi hal yang tak bermanfaat bahkan banyak mudharatnya seperti perayaan tahun baruan

Bahkan Rasulullah meminta kita menyelisihi kebiasaan kaum kafir yang berdasarkan keyakinan mereka, tidak boleh menyerupai kebiasaan yang bersumber dari keyakinan mereka

Tahun baru asalnya dari perayaan kaum Romawi kuno terhadap dewa Janus, berkembang menjadi perayaan tahunan yang sekarang cenderung pada kemaksiatan

Yang jelas, kaum Muslim itu punya identitas, tidak latah dan ikut-ikutan. Jangan sampai hanya karena iseng, ikut-ikutan, meremehkan, kita jadi membahayakan aqidah kita

Semoga Allah cukupkan kita dengan Islam, Allah ridhai hati kita puas hanya dengan Islam, cukup Allah dan Rasul-Nya
Setiap akhir tahun biasanya semua manusia di dunia ini tidak terkecuali kaum Muslim mengalami wabah penyakit yang luar biasa, pengidap penyakit ini biasanya menjadi suka menghamburkan harta untuk berhura-hura, euforia yang berlebihan, pesta pora dengan makanan yang mewah, minum-minum semalam penuh, lalu mendadak ngitung (3.., 2.., 1.. Dar Der Dor!).

Wabah itu bukan flu burung, bukan juga kelaparan, tapi wabah penyakit akhir tahun yang kita biasa sebut dengan tradisi perayaan tahun baruan. Kaum muda pun tak ketinggalan merayakan tradisi ini. Kalo yang udah punya gandengan merayakan dengan jalan-jalan konvoi keliling kota, pesta di restoran, kafe, warung (emang ada ya?)

Kalo yang jomblo yaa.. tiup terompet, baik terompet milik sendiri ataupun minjem (bagi yang nggak punya duit). Kalo yang kismin, ya minimal jalan-jalan naik truk bak sapi lah, sambil teriak-teriak nggak jelas.

Dan bagi kaum adam yang normal menurut pandangan jaman ini, kesemua perayaan itu tidaklah lengkap tanpa kehadiran kaum hawa. Karena seperti kata iklan “nggak ada cewe, nggak rame”

Bahkan di kota-kota besar, tak jarang setelah menunggu semalaman pergantian tahun itu mereka mengakhirinya dengan perbuatan-perbuatan terlarang di hotel atau motel terdekat.

Yah itulah sedikit cuplikan fakta yang sering kita lihat, dengar, dan rasakan menjelang malam-malam pergantian tahun. Ini dialami oleh kaum muslimin, khususnya para anak muda yang memang banyak sekali warna dan gejolaknya. Nah, sebagai pemuda-pemudi muslim yang cerdas, agar kita nggak salah langkah di tahun baruan ini, maka kita harus menyimak gimana seharusnya kita menyikapi momen yang satu ini.

Asal muasal tahun baruan

Awal muasal tahun baru 1 Januari jelas dari praktik penyembahan kepada dewa matahari kaum Romawi. Kita ketahui semua perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa matahari yang disesuaikan dengan gerakan matahari.

Sebagaimana yang kita ketahui, Romawi yang terletak di bagian bumi sebelah utara mengalami 4 musim dikarenakan pergerakan matahari. Dalam perhitungan sains masa kini yang juga dipahami Romawi kuno, musim dingin adalah pertanda ’mati’ nya matahari karena saat itu matahari bersembunyi di wilayah bagian selatan khatulistiwa.

Sepanjang bulan Desember, matahari terus turun ke wilayah bahagian selatan khatulistiwa sehingga memberikan musim dingin pada wilayah Romawi, dan titik tterjauh matahari adalah pada tanggal 21-22 Desember setiap tahunnya. Lalu mulai naik kembali ketika tanggal 25 Desember. Matahari terus naik sampai benar-benar terasa sekitar 6 hari kemudian.

Karena itulah Romawi merayakan rangkaian acara ’Kembalinya Matahari’ menyinari bumi sebagai perayaan terbesar. Dimulai dari perayaan Saturnalia (menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 Desember. Lalu perayaan kembalinya Dewa Matahari (Sol Invictus) pada tanggal 25 Desember sampai tanggal 1-5 Januari yaitu Perayaan Tahun Baru (Matahari Baru)


Orang-orang Romawi merayakan Tahun Baru ini biasa dengan berjudi, mabuk-mabukan, bermain perempuan dan segala tindakan keji penuh nafsu kebinatangan diumbar disana. Persis seperti yang terjadi pada saat ini.

Ketika Romawi menggunakan Kristen sebagai agama negara, maka terjadi akulturasi agama Kristen dengan agama pagan Romawi. Maka diadopsilah tanggal 25 Desember sebagai hari Natal, 1 Januari sebagai Tahun Baru dan Bahkan perayaan Paskah (Easter Day), dan banyak perayaan dan simbol serta ritual lain yang diadopsi.

Bahkan untuk membenarkan 1 Januari sebagai perayaan besar, Romawi menyatakan bahwa Yesus yang lahir pada tanggal 25 Desember menurut mereka disunat 6 hari setelahnya yaitu pada tanggal 1 Januari, maka perayaannya dikenal dengan nama ’Hari Raya Penyunatan Yesus’ (The Circumcision Feast of Jesus)

Pandangan Islam terhadap Perayaan Tahun Baru

’Ala kulli hal, yang ingin kita sampaikan disini adalah bahwa ’Perayaan Tahun Baru’ dan derivatnya bukanlah berasal dari Islam. Bahkan berasal dari praktek pagan Romawi yang dilanjutkan menjadi perayaan dalam Kristen. Dan mengikuti serta merayakan Tahun baru adalah suatu keharaman di dalam Islam.

Dari segi budaya dan gaya hidup, perayaan tahun baruan pada hakikatnya adalah senjata kaum kafir imperialis dalam menyerang kaum muslim untuk menyebarkan ideologi setan yang senantiasa mereka emban yaitu sekularisme dan pemikiran-pemikiran turunannya seperti pluralisme, hedonisme-permisivisme dan konsumerisme untuk merusak kaum muslim, sekaligus menjadi alat untuk mengeruk keuntungan besar bagi kaum kapitalis.

Serangan-serangan pemikiran yang dilakukan barat ini dimaksudkan sedikitnya pada 3 hal yaitu (1) menjauhkan kaum muslim dari pemikiran, perasaan dan budaya serta gaya hidup yang Islami, (2) mengalihkan perhatian kaum muslim atas penderitaan dan kedzaliman yang terjadi pada diri mereka, dan (3) menjadikan barat sebagai kiblat budaya kaum muslimin khususnya para pemuda.

Ketiga hal tersebut jelas terlihat pada perayaan tahun baru yang dirayakan dan dibuat lebih megah dan lebih besar daripada hari raya kaum muslimin sendiri. Tradisi barat merayakan tahun baru dengan berpesta pora, berhura-hura diimpor dan diikuti oleh restoran, kafe, stasiun televisi dan pemerintah untuk mangajarkan kaum muslimin perilaku hedonisme-permisivisme dan konsumerisme.

Kaum muslim dibuat bersenang-senang agar mereka lupa terhadap penderitaan dan penyiksaan yang terjadi atas saudara-saudara mereka sesama muslim. Dan lewat tahun baruan ini pula disiarkan dan dipropagandakan secara intensif budaya barat yang harus diikuti seperti pesta kembang api, pesta minum minuman keras serta film-film barat bernuansa persuasif di televisi.

Semua hal tersebut dilakukan dengan bungkus yang cantik sehingga kaum muslimin kebanyakan pun tertipu dan tanpa sadar mengikuti budaya barat yang jauh dari ajaran Islam. Anggapan bahwa tahun baru adalah “hari raya baru” milik kaum muslim pun telah wajar dan membebek budaya barat pun dianggap lumrah.

”Sungguh kamu akan mengikuti (dan meniru) tradisi umat-umat sebelum kamu bagaikan bulu anak panah yang serupa dengan bulu anak panah lainnya, sampai kalaupun mereka masuk liang biawak niscaya kamu akan masuk ke dalamnya pula”. Sebagian sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasrani-kah?” Beliau menjawab: ”Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR Bukhari dan Muslim)

Walhasil, kaum secara i’tiqadi dan secara logika seorang muslim tidak layak larut dan sibuk dalam perayaan haram tahun baruan yang menjadi sarana mengarahkan budaya kaum muslim untuk mengekor kepada barat dan juga membuat kaum muslimin melupakan masalah-masalah yang terjadi pada mereka.

Dan hal ini juga termasuk mengucapkan selamat Tahun Baru, menyibukkan diri dalam perayaan tahun baru, meniup terompet, dan hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir.


Kesimpulan Nya 
  1. Tahun baru, perayaan khayali yang bersumber dari tradisi pagan masak yang Muslim sudi ikut-ikutan? 
  2. Orang yang lalai, senantiasa memenuhi hidupnya dengan hal yang tak manfaat termasuk bagian darinya, merayakan tahun baru
  3. Bagaimana bila mengucapkan tahun baru?  lha, perayaan tak manfaat berdasar pagan apakah pantas diberi selamat? 
  4. Kita Muslim juga sudah dicukupkan Rasul dengan hari raya Ied Fitr, Ied Adha dan Hari Jumat tak perlu hari raya lain lagi
  5. Terus mau gimana dong di pergantian tahun, banyak hal lain yang bermanfaat, ikuti kajian Islam, hafalkan Al-Qur'an, bantu ibu di rumah
  6. Jangan ikut-ikutan budaya kufur semisal tiup terompet, pesta kembang api atau meramaikan acara-acara hitung mundur pergantian tahun
  7. Apalagi justri acara-acara semisal itu kebanyakan berujung pada seks bebas  naudzubillahi min dzalik, itu bukan bagian dari urusan kita
  8. Rasulullah justru meminta kita menyelisihi perayaan selain Islam bukan mengakui, mengucap selamat, apalagi ikut merayakannya
  9. Sikap itu bukti prinsip dan Muslim itu harus punya prinsip merasa bangga dan cukup dengan Islam saja smile emotikon
  10. Jangan bermental terjajah, euforia terhadap apapun yang dilakukan barat kita Muslim punya identitas, punya hari raya sendiri
  11. ‪#‎YukNgaji‬ Islam lebih dalam lagi agar kita paham halal-haram mana yang boleh dan mana yang harus dijauhi
  12. Ingatkan kawan-kawan kita juga ya kalau nnggak mau denger, ya minimal sudah diingatkan 
  13. Jangan menyerupai suatu kaum dalam apa yang mereka yakini karena itu bisa membawa kita sama seperti mereka
  14. Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia bagian dari mereka...

Wallahua’lam

akhukum, Adli Adityas
0 komentar

Langkah kerja pengolahan data Geofisika (Geolistrik)

Berikut ini saya akan menjelaskan Langkah kerja pengolahan data Geofisika (Geolistrik) dengan metode schlumberger dengan menggunakan software geologi.





































Sabtu, 26 Desember 2015 2 komentar

BENTANGALAM MARINE (Verstappen)

VI.1. Pengertian 
Bentangalam marine adalah bentangalam yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas air laut yang berada di wilayah pantai. Wilayah pantai merupakan wilayah yang dipengaruhi oleh-oleh proses erosi atau abrasi, sedimentasi, penurunan (submergence) dan pengangkatan (emergence). Sedangkan wilayah pesisir merupakan suatu wilayah mulai dari garis pantai sampai ke daratan (darat maupun air) sampai batas material yang dibawa sungai. Wilayah pesisir merupakan tempat pertemuan antara energi dinamis yang berasal dari daratan dan lautan.


VI.2. Faktor-Faktor Pembentuk Bentangalam Marine 

Ada tiga macam gerakan air laut yang menyebabkan proses gradasi pada permukaan bumi, yaitu gelombang, arus, dan pasangsurut. Pasangsurut sebenarnya sangat sedikit pengaruhnya.
  1. 1. Gelombang
    Angin adalah penyebab utama terjadinya gelombang. Kecepatan, besarnya daerah yang tertiup angin (fetch), dan lamanya angin bertiup menentukan besarnya gelombang. Istilah-istilah yang dipakai dalam mengukur besarnya gelombang sama dengan istilah yang dipakai dalam ilmu fisika, yaitu panjang gelombang, tinggi gelombang, dan waktu gelombang (getaran), serta kecepatan gelombang. Oleh karena fetch di danau pada umumnya tidak cukup luas, maka gelombang besar jarang terjadi. Gelombang paling besar yang pernah tercatat, yaitu yang mempunyai tinggi gelombang sebesar 16 meter, ditimbulkan oleh fetch paling tidak sebesar 1000 kilometer (Kuenen, 1950; dalam Andriano Dwichandra, 2011).

    Ada dua macam gelombang yang dikenal yaitu gelombang osilasi (wave of oscillation) dan gelombang translasi (translation). Yang pertama terjadi di tempat-tempat yang dalam sehingga dasar lautan tidak berpengaruh terhadap gelombang ini. Sedangkan yang kedua terjadi di tempat-tempat yang dangkal di tepi pantai. Pada gelombang pertama tidak terjadi gerakan air secara mendatar, akan tetapi pada gelombang translasi gerakan air yang dominan adalah gerakan mendatar sehingga terjadi pengikisan terhadap pantai dan dasar laut dangkal.

    Perubahan antara kedua jenis gelombang itu menimbulkan pengosongan dan pengumpulan massa air, karena itu di sini gelombang menjadi pecah atau rebah (surf). Tempat ini menunjukkan perubahan kedalaman dasar laut. Gelombang translasi mempunyai dua fungsi yaitu pengikisan pantai dan pengendapan kembali di tempat-tempat yang rendah serta pengikisan dasar pantai yang terletak di atas dasar gelombang (wave base). Dasar gelombang adalah tempat terdalam, yang mana pengaruh gelombang masih terasa. Pengikisan dasar pantai pada waktu air bergerak ke arah pantai dinamakan debak (wash), sedangkan pada waktu kembali menjauhi pantai disebut pencucian balik (backwash). 
Gambar 10. Ilustrasi wash dan backwash akibat pergerakan air di pantai (Strahler & Strahler, 1984). 
(sumber: Andriano Dwichandra, 2011)

Selain oleh angin gelombang dapat ditimbulkan pula oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Acapkali gelombang itu mempunyai ukuran yang besar dan dapat melanda pantai serta menimbulkan banjir dan bencana di daerah pantai. Gelombang semacam ini dinamakan tsunami. Pada 26 Desember 2004 telah terjadi tsunami di lepas pantai NAD dan Sumatera Utara dengan sumber gempabumi terletak sekitar 149 arah selatan dari Meulaboh.

Ketinggian gelombang tsunami mencapai 2-10 m. Gempabumi penyebab tsunami diketahui memiliki kedalaman pusat gempa sekitar 20 km di bawah Samudera Hindia. Beberapa pusat pengukuran gempabumi menaksir kekuatan gempa mencapai 6,9 – 9,1 R. Wilayah yang terkena bencana meliputi Srilanka, India, dan Indonesia. Indonesia merupakan wilayah yang mengalami kerusakan paling parah dengan korban jiwa mencapai lebih dari 200 ribu orang.

Gambar 11. Penyebaran pengaruh tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 di kawasan Asia Selatan. (sumber: Andriano Dwichandra, 2011)

  1. 2. Arus
    Arus (current) dibedakan dari gelombang oleh karena di sini terjadi pemindahan massa air. Penyebabnya bermacam-macam, akan tetapi yang mempunyai arti dalam geomorfologi adalah yang ditimbulkan karena angin. Apabila arus ini menabrak pantai dengan posisi miring maka akan timbul arus sepanjang pantai (longshore current) yang akan mempengaruhi pembentukan pantai. Pantai sedikit demi sedikit bergeser sepanjang garis pantai sebagai hasil kerja arus semacam ini (longshore drifting) ditampilkan pada Gambar .
Gambar 12. Fenomena longshore current dan longshore drifting (Strahler & Strahler, 1984). 
(sumber: Andriano Dwichandra, 2011)

Selain oleh angin, arus dapat pula ditimbulkan karena adanya pasangsurut (tidal current). Oleh karena permukaan air laut yang berlainan antara satu tempat dengan tempat lainnya maka akan terjadi arus dari tempat pasang ke tempat surut terutama melalui selat-selat, sebagai contoh selat-selat di antara pulau di Nusa Tenggara. Arus yang ditimbulkan oleh pasangsurut inipun berpengaruh pula terhadap pembentukan pantai. Tidal bore adalah bagian muka arus yang terjadi karena pasangsurut. Tidal bore biasanya berpengaruh dalam pengikisan pantai dan pembentukan endapan laut.

VI.3.Macam-Macam Bentuklahan Asal Marine 
  1. Tanjung; Tanjung adalah bentuklahan yang daratannya menjorok ke arah laut sedangkan bagian kiri dan kanannya relatif sejajar dengan garis pantai.
  2. Teluk; Teluk adalah bentuklahan yang daratannya menjorok ke arah daratan sedangkan bagian kiri dan kanan nya relatif sejajar dengan garis pantai.
  3. Tonggal dan busur (stack and arches landforms); Stack adalah bentuklahan pantai yang berada di sekitar garis pantai merupakan sisa-sisa daratan akibat kikisan/abrasi gelombang air laut dan mengakibatkan garis pantai mundur ke arah daratan. Sedangkan arches adalah sisa-sisa daratan akibat erosi atau abrasi dengan bentuk yang tidak teratur karena batuannya resisten terhadap hantaman gelombang.
  4. Paparan erosi gelombang (wave-cut platform); Wave-cut platform adalah bentuklahan berbentuk datar hasil erosi gelombang air laut dan berada pada zona muka air laut, sedangkan garis pantai mundur ke arah darat sebagai akibat erosi gelombang laut.
  5. Tanggul pantai (barrier landforms); Tanggul pantai adalah bentuklahan yang berbentuk memanjang sejajar dengan garis pantai dan terbentuk sebagai hasil pengendapan partikel partikel pasir dibagian muka pantai oleh abrasi gelombang air laut. Topografi barrier island umumnya lebih rendah dibandingkan dengan topografi pantai.
  6. Danau pantai (lagoon landforms); Lagoon adalah bentuk bentangalam yang terletak diantara barrier atau tanggul dan daratan, dengan kedalaman air yang dangkal dan dipengaruhi oleh air laut dan air tawar yang berasal dari darat.
  7. Pantai submergent (submergent coastal landforms); Pantai submergent adalah bentangalam yang terbentuk dari pengaruh gabungan antara naiknya muka air laut atau transgresi dan penurunan cekungan.
  8. Pantai emergent (emergent coastal landforms); Pantai emergent adalah bentuklahan yang terbentuk sebagai akibat dari penurunan muka air laut atau regresi atau naiknya permukaan daratan. Umumnya bentuk pantai emergent ditandai oleh teras-teras pantai.
Gambar 13. Beberapa bentuklahan asal marine 
(sumber: Djauhari Noor, 2010)

Tabel 8. Klasifikasi bentuklahan asal marine (Verstappen, 1983)
(Sumber : Suroso Sastropawiro, Sugeng Raharjo dkk, 2009)

3 komentar

BENTANGALAM VULKANIK (Verstappen)

V.1.Pengertian 
Bentangalam vulkanik adalah bentangalam yang merupakan produk dari aktivitas gunungapi. Gunung api terbentuk sebagai salah satu pekerjaan tenaga endogen. Pada umumnya pembentuk gunungapi merupakan proses membangun sebagai kebalikan proses perusakan yang dilakukan oleh tenaga asal luar. Pada kegiatan gunungapi atau vulkanik dihasilkan rempah-rempah gunungapi atau bahan-bahan gunungapi berupa lava, pasir gunungapi, lapili, debu gunungapi (tufa) dan bahan-bahan lainnya yang dilemparkan atau dimuntahkan pada waktu peletusan. Bersama-sama dengan air yang terdapat di permukaan bumi atau air hujan, hasil-hasil gunungapi ini dapat bergerak atau longsor karena beratnya sendiri atau menghasilkan aliran lumpur (mudflow) atau lahar yang mengalir melalui daerah-daerah yang rendah yaitu sungai ataupun lembah.

Potensi ekonomi yang terdapat pada bentangalam vulkanik, diantaranya adalah panas bumi, endapan yarosit, belerang, mata air panas, dan lain-lain. Tenaga panas bumi dapat membuat air bawah permukaan menjadi uap, bertenaga besar dan dapat memutar turbin untuk pembangkit tenaga listrik. Di Indonesia sekarang ini sedang giat dilakukan eksplorasi tenaga panas bumi. Endapan Yarosit yang terlarut dalam air panas terdapat di daerah gunungapi dapat dipakai untuk bahan cat atau oker, contoh yang terdapat di Ciater di wilayah Kabupaten Subang Jawa Barat. Mata air panas dapat dikembangkan untuk keperluan pariwisata atau pengobatan, contohnya terdapat di Maribaya, Ciater, dan Cipanas-Garut. Belerang biasanya diendapkan di kawah gunungapi (melalui proses sublimasi), atau terlarut dalam air panas yang kemudian mengendap (contohnya di Kawah Putih, Talagabodas, Wanaraja). Belerang terutama dipakai untuk bahan pembuat asam sulfat.

Gunungapi dapat terbagi atas gunungapi aktif, gunungapi beristirahat (dormant) dan gunungapi padam (extinct). Gunungapi di dunia tersebar dalam beberapa pola. Yang paling dikenal ialah apa yang disebut Jalur Api Pasifik yang melingkari Lautan Pasifik mulai dari Amerika Selatan sampai ke New Zealand melalui Amerika Utara, Kepulauan Aleut, Kamsatka, Kuril, Jepang, Filipina, Sulawesi, Maluku Utara, Pulau-pulau Solomon, Kaledonia Baru, dan akhirnya Selandia Baru.

Di Indonesia gunungapi tersebar sepanjang jalur gunungapi atau jalur dalam, mulai dari Aceh menyusur Sumatera terus ke Jawa, pulau-pulau di Nusa Tenggara dan pulau-pulau di Maluku Selatan, melingkari Laut Banda, Sulawesi Selatan, Tengah dan Utara. Satu kelompok lain terdapat di daerah Maluku Utara yaitu sebelah barat Halmahera. Ada kurang lebih 70 buah gunungapi yang digolongkan sebagai gunungapi tipe A, yaitu yang meletus sepanjang sejarah, atau diketahui manusia (Sudradjat, 1997).
  • Gunungapi strato; Hasil gunungapi yang bermacam-macam ini dapat sekaligus dihasilkan oleh suatu gunungapi sehingga terdapat perlapisan antara satu jenis hasil gunungapi dengan jenis lainnya. Oleh karena itu, gunungapi jenis ini dinamakan gunungapi strato atau majemuk. Biasanya membentuk seperti kerucut, dengan sudut lereng sekitar 20º – 30º di bagian tengah dan lebih terjal di puncak. Sedangkan di bagian kaki yang pada umumnya terbentuk dari lahar, lereng biasanya landai. Gunungapi semacam ini yang terutama terdapat di Indonesia.
Gambar 3. Perkembangan morfologi gunungapi strato. 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi IST AKPRIND, 2013)

  • Gunungapi perisai; Bila lava merupakan hasil utama suatu gunungapi maka pada umumnya gunungapi semacam ini akan landai dan membentuk seperti tameng akibat lava membeku dengan perlahan-lahan dan oleh karena itu lebih cenderung untuk melebar ke semua arah daripada menumpuk. Kecuraman lereng tergantung dari kekentalan lava. Lava yang berkomposisi lebih basa biasanya lebih cair dan dapat bergerak lebih jauh sehingga bentuk gunungapi menjadi sangat landai dan luas. Sedangkan lava yang kurang basa menghasilkan gunungapi yang lebih berlereng besar dan daerah penyebarannya lebih kecil.
  • Cindercone; Kadang-kadang gunungapi atau letusannya dapat menghasilkan debu saja, dan debu ini teronggok di tepi tempat letusan, membentuk bukit yang membulat dengan bagian tengahnya melekuk. Bentuk semacam ini disebut cindercone. Erupsi yang berasal dari satu tempat memusat dinamakan erupsi sentral, lain halnya dengan erupsi celah yang melalui celah berbentuk memanjang (fissure eruption). 
V.2.Faktor-Faktor Pembentuk Bentangalam Vulkanik 
Di sini yang sangat berpengaruh pada bentuk bentangalam gunungapi adalah umur gunungapi dan jenis rempah-rempah yang dihasilkan gunungapi tersebut. 

Bentuk bentangalam gunungapi lebih banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang dihasilkan gunungapi dan yang membentuk badan gunung tersebut. Hasil-hasil gunungapi diantaranya adalah lava, bongkah, scoria, lapili, pasir gunungapi, debu gunungapi dan lahar. Lahar merupakan banjir lumpur dan bahan-bahan lainnya yang terbawa oleh air hujan dan meluncur di lereng-lereng gunung melalui lembah-lembah. Temperatur lahar dapat tinggi sekali sehingga amat berbahaya. Pada umumnya bahaya yang terbesar yang disebabkan oleh gunungapi di Indonesia ialah bahaya lahar, yang disebut juga sebagai bahaya sekunder. Oleh karena lahar itu merupakan banjir lumpur maka bentangalam yang dihasilkan sangat halus, lereng landai dan membentuk lidah mengikuti lembah-lembah. Lava biasanya membentuk permukaan yang tidak rata, berbongkah-bongkah dan secara keseluruhan membentuk lidah-lidah.

V.3.Macam-Macam Bentuklahan Asal Vulkanik 
  1. 1. Morfologi Gunungapi
    Morfologi Gunungapi adalah bentuklahan asal vulkanik yang proses terbentukannya dikontrol oleh aktivitas gunungapi. 
Pembagian lereng gunungapi :
  1. 1.1. Upper volcanic slope (proksimal), ciri-ciri endapan & litologinya :
  • Batuan piroklastik dengan ukuran kasar\
  • Aliran lava, lelehan lava >>
  • Terdapat lahar
  • Pembentukan saluran/aliran lava
  • Sliding
  • Slope > 150 

  1. 1.2. Middle volcanic slope (meddial), ciri-ciri endapannya :
  • Lava sedikit
  • Lahar
  • Sedimen piroklastik yg berasal dari proksimal
  • Terdapat bongkah (block) hasil longsoran dari proksimal
  • Slope 5-150 
  1. 1.3. Lower volcanic slope (distal), ciri-cirinya adalah:
  • Terdapat fluvial sedimen
  • Endapan volkanik
  • Terkadang terdapat lava basalt
  • Terdapat aliran campuran antara lahar dan bongkah-bongkah
  • Terdapat endapan abu vulkanik
  • Slope < 50 
Gambar 4. Pembagian lereng gunungapi (Meijerink, 1984). 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi IST AKPRIND, 2013)

  1. 2. Kaki gunungapi (Volcanic footslope landforms) Morfologi kaki gunungapi adalah bentuklahan gunungapi yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh gunungapi. Pada umumnya suatu tubuh gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepundan gunungapi, badan atau kerucut gunungapi, dan kaki gunungapi.
  1. 3. Kawah gunungapi (Crater landforms) Morfologi kawah gunungapi adalah bentuklahan gunungapi yang berupa lubang tempat keluarnya material gunungapi ketika terjadi erupsi. Berikut adalah ukuran diameter kawah menurut beberapa ahli:
  • Menurut Macdonald, 1972 : diameter kawah (Ø) ≥ 1,5 Km.
  • Menurut Ollier, 1969 : diameter kawah (Ø) > 5 Km.
  • Menurut Emmons, 1960 : diameter kawah (Ø) >> kedalaman.
  • Kaldera gunungapi (Caldera landforms)

    Morfologi kaldera adalah bentuklahan yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi tipe explosive yang mengakibatkan bagian kepundannya runtuh sehingga membentuk bentuk kawah yang sangat luas. Kadangkala bagian dalam kaldera terisi air membentuk danau. Contoh yang paling klasik dari kaldera di Indonesia adalah Danau Toba di Sumatra Utara.
  1. 4. Jenjang gunungapi (Volcanic-neck landforms) Morfologi jenjang gunungapi adalah bentuklahan yang berbentuk seperti leher atau tiang merupakan sisa dari proses denudasi gunungapi.
  1. 5. Gunungapi parasit (Parasitic cone landforms) Morfologi gunungapi parasit (parasitic cones) adalah bentuklahan yang berbentuk kerucut yang keberadaannya menumpang pada badan dari induk gunungapi, sering juga disebut sebagai anak gunungapi.
  1. 6. Sumbat lava (Lava plug landforms ) Sumbat lava (lava plug) adalah bentuklahan yang berbentuk pipa atau bantal berupa lava yang membeku pada lubang kepundan.
  1. 7. Kawah preatomagmatik (Maar landforms) Maar adalah bentuklahan berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi hasil erupsi preatomagmatik, letusannya disebabkan oleh air bawah tanah yang kontak dengan magma. Ciri dari morfologi Maar umumnya diisi oleh air membentuk suatu danau kawah yang dangkal.
  1. 8. Sisa gunungapi (Volcanic remnant landforms) Morfologi sisa gunungapi adalah sisa-sisa dari suatu gunungapi yang telah mengalami proses denudasi.
Gambar 5. Macam-macam bentuklahan asal vulkanik. 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi, IST AKPRIND, 2013) 


Gambar 9. Maar dan sisa gunungapi. 
(sumber:Djauhari Noor, 2010)

Berdasarkan penampakan morfologi, bentang alam gunung api diklasifikasikan menjadi :
  1. Depresi vulkanik, umumnya berupa bentangalam cekungan. Depresi vulkanik dapat berupa danau vulkanik, kawah, dan kaldera.
  2. Kubah vulkanik, bentangalam yang memiliki bentuk cembung ke atas, berupa parasite cone, cinder cone.
  3. Vulkanik semu, bentangalam yang mirip gunung api, bahkan dapat terbentuk karena proses vulkanisme yang berdekatan.
  4. Dataran vulkanik, dicirikan dengan puncak vulkanik yang datar dan memiliki perbedaan/variasi perbedaan ketinggian yang tidak terlalu mencolok. Dataran vulkanik berupa dataran rendah basal, plato basal, dan dataran plato basal.
Tabel 6. Klasifikasi satuan bentuklahan asal vulkanik (Verstappen, 1983).
(Sumber : Suroso Sastropawiro, Sugeng Raharjo dkk, 2009)


Tabel 7. Klasifikasi satuan bentuklahan asal vulkanik (Van Zuidam, 1983). 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi, IST AKPRIND, 2013).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;