Jumat, 25 Desember 2015

Daerah Batuan Sedimen (BGI)

Batuan sedimen merupakan rombakan batuan lain yang umurnya lebih tua.
  • Batuan lain tersebut dapat berupa batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf yang terbentuk lebih dulu.
  • Oleh sebab itu komposisi mineralogi  batuan sedimen akan  mencerminkan komposisi batuan asalnya.
  • Sifat umum yang dimiliki oleh batuan sedimen dan dapat dilihat (observable) dilapangan adalah berlapis.
    • Perlapisan tersebut kadang-kadang tampak jelas, namun ada juga yang tidak tampak nyata.
    • Perlapisan dapat terjadi sebagai akibat adanya perbedaan ukuran butir, maupun perbedaan warna.  Perbedaan warna terjadi sebagai akibat warna kumpulan mineral yang membentuk perlapisan
    • Perlapisan pada batuan sedimen  sangat bervariasi mulai dari beberapa puluh meter hingga berapa millimeter.
    • Oleh sebab itu apabila anda berhadapan dengan singkapan batuan sedimen dengan perlapisan yang cukup tebal, disarankan anda melihat dari jarak jauh.  Sebaliknya bila anda melihat perlapisan batuan sedimen yang tipis dekatilah singkapan tersebut.
    • Pada batuan beku juga ada kenampakan seperti berlapis yang dikenal dengan istilah  sheeting joint

4.1. TERMINOLOGY PERLAPISAN
Terminologi perlapisan yang terbentuk pada batuan sedimen adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Terminologi perlapisan ( menurut McKee and Weir, 1953)
Tebal perlapisan
Terminologi
Lebih besar 120 cm
Perlapisan sangat tebal
120 cm-60 cm
Perlapisan tebal
60 cm-5 cm
Perlapisan tipis
5 cm-1 cm
Perlapisan sangat tipis
1 cm-0,2 cm
Perlapisan laminasi
Kurang dari 0,2 mm
Perlapisan laminasi tipis
  • Pada masing-masing perlapisan akan tersusun dari berbagai macam mineral dengan ukuran butir tertentu.
Tabel 4.2. Terminologi ukuran butir 
(menurut skala Wenworth)

Keterangan: Diameter adalah diameter terpanjang agregate; Conglomerate. bila bentuk agregat 
batuan bulat, dan breccia .bila bentuk agregat batuan runcing

4.2. . PROSES TERBENTUKNYA BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Terbentuknya batuan sedimen tidak terlepas dari proses pelapukan dan proses-proses lanjutannya dan juga ditentukan oleh keberadaan batuan induk. Skema proses terbentuknya batuan sedimen adalah sebagai berikut:


Batuan induk dapat berupa batuan beku, batuan sedimen klastik dan batuan sedimen nonklastik maupun batuan metamorf. Batuan sedimen nonklastik terutama adalah batuan hasil proses evaporasi dan batuan yang merupakan pertumbuhan binatang koral


Gambar 4.3. Batuan konglomerate (gbr.kiri), batupasir (gbr.tengah), dan serpih (gbr.kanan)

4.3. PROSES TERBENTUKNYA BATUGAMPING BIOKLASTIK

Batugamping bioklastik adalah hasil rombakan dari batugamping nonklastik. Ciri utama batugamping bioklastik adalah berlapis, seperti layaknya pada batuan sedimen, dicirikan lagi dengan didapatkannya fragmen-fragmen fosil.  Secara skematik terjadinya batugamping bioklastik adalah sebagai berikut:


Dengan demikian struktur sedimen yang terjadi di batuan sedimen pada umumnya sangat mungkin terjadi juga di batugamping bioklastik. Untuk batugamping bioklastik  ada terminologi khusus. Terminologi tersebut adalah:
  • Disebut  calcirudite bila batugamping bioklastik tersebut mempunyai ukuran butir rudite (kasar - seperti breksi)
  • Disebut  calcarenite bila batugamping bioklastik tersebut mempunyai ukuran butir arenite (pasir)
  • Disebut calcilutite bila batugamping bioklastik tersebut mempunyai ukuran butir lutite (lempung)
Gambar berikut akan dapat memperjelas terminologi tersebut diatas.
 
Gambar 4.4. Contoh calcirudite (gbr.kiri), calcarenite (gbr.tengah), calcilutite (gbr.kanan)

Batugamping nonklastik merupakan perkembangan dari rumah binatang koral. Bersama dengan koral akan terdapat pula jenis kehidupan yang lain dengan komposisi “rumahnya” yang sama.  Rumah binatang koral itu akan membentuk suatu koloni. Perkembangan koloni koral sangat tergantung pada naik dan turunnya dasar cekungan sedimentasi. Pada saat dasar cekungan turun perkembangan koloni koral menuju kearah vertikal, sedang pada saat dasar cekungan sedimentasi naik, perkembangan koloni koral akan kearah lateral. Perkembangan koloni koral berada diatas dasar cekungan sedimentasi yang beralaskan batuan dengan tektur kasar (dapat batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf). Bila perkembangan koloni koral berada diatas  batugamping berlapis, maka kenampakan bentukan tersebut secara keseluruhan dikenal dengan istilah biostrome. Namun bila kenampakan singkapan itu tanpa dasar batugamping berlapis dikenal dengan nama bioherm. Terminologi ini didasarkan pada kenampakan singkapan di lapangan.


Gambar 4.5. Biostrome (gbr.kiri), dan bioherm (gbr.kanan)

Perkembangan koloni koral yang meliputi daerah luas seperti yang terjadi di daerah Wonosari, Wonogiri dan Pacitan akan membentuk bentang alam karst. Ciri-ciri bentang alam karst yang tampak dipermukaan disebut sebagai eksokarst ditunjukkan adanya bentukan  deretan bukit batugamping seperti kerucut  (conical hills) dengan berbagai ketinggian, dan diantara bukit-bukit tersebut kerapkali dijumpai telaga. Sedang  tanda-tanda bentang alam karst bagian dalam yang dikenal sebagai endokrast antara lain: terdapatnya sungai bawah tanah, mata air, sumuran (luweng), goa dengan stalaktite dan stalakmite-nya. Berbeda dengan pada batuan sedimen klastik,  dimana air tersimpan dalam pori-pori batuan, tetapi pada batugamping dengan bentang alam karst pori-pori yang merupakan reservoir air berada pada diaklas (rekahan/retakan). Makin banyak rekahan terdapat makin tinggi jumlah air yang tersimpan pada batugamping nonklastik. Apabila bukit-bukit karst tersebut ditambang, hilang pula rekahan-rekahan yang merupakan reservoir air tanahnya. Akibat yang paling serius, hilang pula mata air yang pernah ada, telaga menjadi kering. Gambar berikut adalah cirri-ciri bentang alam karst.

Gambar 4.6. Sumur (uvala) (gbr.kiri), sungai bawah tanah (gbr.tengah), goa dengan stalaktite dan stalakmite (gbr.kanan)

Gambar 4.7. Sungai bawah tanah yang cukup besar (gbr.kiri), bukit-bukit karst (gbr.tengah), telaga yang merupakan tampungan air dipinggir telaga dijumpai mata air (gbr.kanan)

Dengan demikian  sungai bawah tanah mengalir tidak mengikuti hukum aliran  air bawah tanah seperti pada batuan sedimen klastik.  Aliran tersebut membentuk suatu system tersendiri yang dikenal dengan ecology system (dikenal dengan istilah ecosystem). Jaringan aliran sungai bawah tanah ini dapat dirunut dengan metode tracing, yaitu memasukan air yang sudah diberi warna atau serbuk yang mudah mengapung dan mudah mengalir (seperti sekam padi). Jaringan aliran air bawah tanah tersebut dapat dipantau pada  tempat-tempat mata air yang muncul. Daerah imbuhan air bawah tanah disebut dengan istilah recharge area. Dengan keadaan yang demikian bila conical hills itu dirusak atau ditambang secara besar-besaran, dipastikan diaklas yang merupakan reservoir air akan hilang dan hal ini mengakibatkan mata air akan turun debitnya, atau bahkan dapat mati.

4..4. . BAHAN GALIAN YANG TERDAPAT PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Bahan galian dijumpai pada batuan sedimen klastik adalah:
  • Sebagai endapan placer: antara lain pasir besi (termasuk titanium, zirconium), intan, emas,  pasir kuarsa, timah putih.
  • Sebagai endapan sedimentasi: antara lain dolostone, batugamping,  batugamping bioklastik, diatomite,  batupasir, batupasir kuarsa.  serpih, batulempung, konglomerate dan breksi, endapan pyroklastik. zeolite
  • Sebagai endapan sedimentasi dengan persyaratan khusus:  antara lain batubara,  mineral harzt, dengan persyaratan khusus minyak dan gas bumi, aspalt (ingat aspalt buton-butas (singkatan dari buton aspalt)
  • Sebagai endapan kimia dalam bentuk lensa-lensa pada batugamping yaitu  mangaan, pyrite, endapan guano pada  dasar gua  di daerah batugamping.
  • Sebagai endapan hasil proses reduksi : belerang (pada batubara), mineral pyrit pada batubara
  • Sebagai hasil proses evaporasi: gypsum, halit
  • Sebagai hasil rekristalisasi: kalsit pada batugamping nonklastik, kalsit pada rekahan-rekahan batugamping klastik maupun nonklastik, stalaktite dan stalakmite (pada gua batugamping),


Perhatikan gambar-gambar berikut dan berikan komentar anda.




0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;