Sabtu, 26 Desember 2015

BENTANGALAM MARINE (Verstappen)

VI.1. Pengertian 
Bentangalam marine adalah bentangalam yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas air laut yang berada di wilayah pantai. Wilayah pantai merupakan wilayah yang dipengaruhi oleh-oleh proses erosi atau abrasi, sedimentasi, penurunan (submergence) dan pengangkatan (emergence). Sedangkan wilayah pesisir merupakan suatu wilayah mulai dari garis pantai sampai ke daratan (darat maupun air) sampai batas material yang dibawa sungai. Wilayah pesisir merupakan tempat pertemuan antara energi dinamis yang berasal dari daratan dan lautan.


VI.2. Faktor-Faktor Pembentuk Bentangalam Marine 

Ada tiga macam gerakan air laut yang menyebabkan proses gradasi pada permukaan bumi, yaitu gelombang, arus, dan pasangsurut. Pasangsurut sebenarnya sangat sedikit pengaruhnya.
  1. 1. Gelombang
    Angin adalah penyebab utama terjadinya gelombang. Kecepatan, besarnya daerah yang tertiup angin (fetch), dan lamanya angin bertiup menentukan besarnya gelombang. Istilah-istilah yang dipakai dalam mengukur besarnya gelombang sama dengan istilah yang dipakai dalam ilmu fisika, yaitu panjang gelombang, tinggi gelombang, dan waktu gelombang (getaran), serta kecepatan gelombang. Oleh karena fetch di danau pada umumnya tidak cukup luas, maka gelombang besar jarang terjadi. Gelombang paling besar yang pernah tercatat, yaitu yang mempunyai tinggi gelombang sebesar 16 meter, ditimbulkan oleh fetch paling tidak sebesar 1000 kilometer (Kuenen, 1950; dalam Andriano Dwichandra, 2011).

    Ada dua macam gelombang yang dikenal yaitu gelombang osilasi (wave of oscillation) dan gelombang translasi (translation). Yang pertama terjadi di tempat-tempat yang dalam sehingga dasar lautan tidak berpengaruh terhadap gelombang ini. Sedangkan yang kedua terjadi di tempat-tempat yang dangkal di tepi pantai. Pada gelombang pertama tidak terjadi gerakan air secara mendatar, akan tetapi pada gelombang translasi gerakan air yang dominan adalah gerakan mendatar sehingga terjadi pengikisan terhadap pantai dan dasar laut dangkal.

    Perubahan antara kedua jenis gelombang itu menimbulkan pengosongan dan pengumpulan massa air, karena itu di sini gelombang menjadi pecah atau rebah (surf). Tempat ini menunjukkan perubahan kedalaman dasar laut. Gelombang translasi mempunyai dua fungsi yaitu pengikisan pantai dan pengendapan kembali di tempat-tempat yang rendah serta pengikisan dasar pantai yang terletak di atas dasar gelombang (wave base). Dasar gelombang adalah tempat terdalam, yang mana pengaruh gelombang masih terasa. Pengikisan dasar pantai pada waktu air bergerak ke arah pantai dinamakan debak (wash), sedangkan pada waktu kembali menjauhi pantai disebut pencucian balik (backwash). 
Gambar 10. Ilustrasi wash dan backwash akibat pergerakan air di pantai (Strahler & Strahler, 1984). 
(sumber: Andriano Dwichandra, 2011)

Selain oleh angin gelombang dapat ditimbulkan pula oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Acapkali gelombang itu mempunyai ukuran yang besar dan dapat melanda pantai serta menimbulkan banjir dan bencana di daerah pantai. Gelombang semacam ini dinamakan tsunami. Pada 26 Desember 2004 telah terjadi tsunami di lepas pantai NAD dan Sumatera Utara dengan sumber gempabumi terletak sekitar 149 arah selatan dari Meulaboh.

Ketinggian gelombang tsunami mencapai 2-10 m. Gempabumi penyebab tsunami diketahui memiliki kedalaman pusat gempa sekitar 20 km di bawah Samudera Hindia. Beberapa pusat pengukuran gempabumi menaksir kekuatan gempa mencapai 6,9 – 9,1 R. Wilayah yang terkena bencana meliputi Srilanka, India, dan Indonesia. Indonesia merupakan wilayah yang mengalami kerusakan paling parah dengan korban jiwa mencapai lebih dari 200 ribu orang.

Gambar 11. Penyebaran pengaruh tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 di kawasan Asia Selatan. (sumber: Andriano Dwichandra, 2011)

  1. 2. Arus
    Arus (current) dibedakan dari gelombang oleh karena di sini terjadi pemindahan massa air. Penyebabnya bermacam-macam, akan tetapi yang mempunyai arti dalam geomorfologi adalah yang ditimbulkan karena angin. Apabila arus ini menabrak pantai dengan posisi miring maka akan timbul arus sepanjang pantai (longshore current) yang akan mempengaruhi pembentukan pantai. Pantai sedikit demi sedikit bergeser sepanjang garis pantai sebagai hasil kerja arus semacam ini (longshore drifting) ditampilkan pada Gambar .
Gambar 12. Fenomena longshore current dan longshore drifting (Strahler & Strahler, 1984). 
(sumber: Andriano Dwichandra, 2011)

Selain oleh angin, arus dapat pula ditimbulkan karena adanya pasangsurut (tidal current). Oleh karena permukaan air laut yang berlainan antara satu tempat dengan tempat lainnya maka akan terjadi arus dari tempat pasang ke tempat surut terutama melalui selat-selat, sebagai contoh selat-selat di antara pulau di Nusa Tenggara. Arus yang ditimbulkan oleh pasangsurut inipun berpengaruh pula terhadap pembentukan pantai. Tidal bore adalah bagian muka arus yang terjadi karena pasangsurut. Tidal bore biasanya berpengaruh dalam pengikisan pantai dan pembentukan endapan laut.

VI.3.Macam-Macam Bentuklahan Asal Marine 
  1. Tanjung; Tanjung adalah bentuklahan yang daratannya menjorok ke arah laut sedangkan bagian kiri dan kanannya relatif sejajar dengan garis pantai.
  2. Teluk; Teluk adalah bentuklahan yang daratannya menjorok ke arah daratan sedangkan bagian kiri dan kanan nya relatif sejajar dengan garis pantai.
  3. Tonggal dan busur (stack and arches landforms); Stack adalah bentuklahan pantai yang berada di sekitar garis pantai merupakan sisa-sisa daratan akibat kikisan/abrasi gelombang air laut dan mengakibatkan garis pantai mundur ke arah daratan. Sedangkan arches adalah sisa-sisa daratan akibat erosi atau abrasi dengan bentuk yang tidak teratur karena batuannya resisten terhadap hantaman gelombang.
  4. Paparan erosi gelombang (wave-cut platform); Wave-cut platform adalah bentuklahan berbentuk datar hasil erosi gelombang air laut dan berada pada zona muka air laut, sedangkan garis pantai mundur ke arah darat sebagai akibat erosi gelombang laut.
  5. Tanggul pantai (barrier landforms); Tanggul pantai adalah bentuklahan yang berbentuk memanjang sejajar dengan garis pantai dan terbentuk sebagai hasil pengendapan partikel partikel pasir dibagian muka pantai oleh abrasi gelombang air laut. Topografi barrier island umumnya lebih rendah dibandingkan dengan topografi pantai.
  6. Danau pantai (lagoon landforms); Lagoon adalah bentuk bentangalam yang terletak diantara barrier atau tanggul dan daratan, dengan kedalaman air yang dangkal dan dipengaruhi oleh air laut dan air tawar yang berasal dari darat.
  7. Pantai submergent (submergent coastal landforms); Pantai submergent adalah bentangalam yang terbentuk dari pengaruh gabungan antara naiknya muka air laut atau transgresi dan penurunan cekungan.
  8. Pantai emergent (emergent coastal landforms); Pantai emergent adalah bentuklahan yang terbentuk sebagai akibat dari penurunan muka air laut atau regresi atau naiknya permukaan daratan. Umumnya bentuk pantai emergent ditandai oleh teras-teras pantai.
Gambar 13. Beberapa bentuklahan asal marine 
(sumber: Djauhari Noor, 2010)

Tabel 8. Klasifikasi bentuklahan asal marine (Verstappen, 1983)
(Sumber : Suroso Sastropawiro, Sugeng Raharjo dkk, 2009)

2 komentar:

Anggita Puspitosari mengatakan...

sangat membantu karya anda.. terima kasih :)

Unknown mengatakan...

terimakasih kk :)

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;