Bahan galian merupakan salah satu kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tak terbarukan. Mengacu pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 , ayat (3) mengamanatkan: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
- Bumi dimaksudkan wilayah daratan dan laut serta wilayah udara yang berada di atasnya dikuasai Negara, dikandung maksud untuk menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Orang asing yang berada di bumi Indonesia wajib meminta izin kepada pemangku kepentingan yang ditugasi oleh negara
- Tidak dibenarkan siapapun juga menyewakan apalagi menjual wilayah daratan termasuk pulau-pulau kecil untuk dikuasai / dimiliki oleh orang asing.
- Tidak dibenarkan siapapun juga untuk menyewakan apalagi menjual wilayah lautan untuk dikuasai / dimiliki oleh orang asing.
- Tidak dibenarkan siapapun juga untuk melintasi wllayah laut dan udara yang merupakan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Namun demikian kapal laut dan pesawat udara milik Negara/orang asing dibenarkan dengan terlebih dahulu meminta izin untuk melintas.
- Tidak dibenarkan siapapun juga menguasai, melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang terkandung di wilayah Republik Indonesia.
- Tidak dibenarkan siapapun juga termasuk warga Negara Indonesia melakukan eksplorasi dan atau eksploitasi tanpa izin dari pemangku kepentingan yang ditugasi oleh Negara.
Untuk itu Negara menerbitkan Undang-Undang/Peraturan-Peraturan.Salah satu di antara Undang-Undang tersebut adalah Undang-Undang Mineral dan Batubara no.4 Tahun 2009.
Demi untuk mengawal Undang-Undang tersebut kepada semua aparat Negara dan warga Negara Indonesia wajib mengetahui, mencermati dan melaksanakannya.
A. TAHAPAN MENCERMATI BAHAN TAMBANG
Bahan galian ditemukan di alam dapat dilihat oleh semua orang. Oleh sebab itu kecermatan dalam melihat data lapangan merupakan hal yang utama bagi seorang geologist, termasuk anda. Terdapat beberapa tahap yang wajib anda lakukan, agar tujuan mulia dari inventarisasi bahan galian dapat tercapai. Tahapan tersebut adalah:
- 1. Mengetahui sifat-sifat fisik bahan galian.
Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari berbagai bahan galian yang dibahas dalam buku reference. Buku-buku ini dapat dibaca di:
- Perpustakaan Daerah,
- Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Universitas,
- Lembaga Pemerintah yang membidangi perihal Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Untuk memperkaya pengetahuan pemangku kepentingan yang berhubungan dengan ESDM di tiap kantor desa/kantor kecamatan sangat dianjurkan untuk melakukan inventarisasi dan menyimpan contoh dan di-display bahan galian yang terdapat diwilayahnya. Hal ini dikemukakan dengan pertimbangan kepala desa / petugas kecamatan dan masyarakat setempat lebih tahu tempat-tempat dan jenis bahan galian ditemukan didaerahnya. Untuk tingkat desa atau lokal nama bahan tambang boleh disebut dengan nama setempat apabila nama ilmiahnya belum diketahui.
Nama-mana tersebut antara lain:
- Batu lintang adalah nama lokal untuk kristal kalsit
- Damar selo adalah nama lokal untuk mineral harzt
- Pasir putih adalah nama lokal untuk mineral kuarsa yang berukuran pasir
- Latung adalah nama lokal untuk minyak bumi (mentah),
- Areng stengkol adalah nama lokal untuk batubara,
- Batu kapur adalah nama lokal untuk batugamping,
- Batu kambang adalah nama lokal untuk batuan pumice
- Batu gudik adalah nama lokal untuk batuan breksi
- Batu endok adalah nama lokal untuk batuan konglomerate
- Batu candi adalah nama lokal untuk batuan andesit
- Batu akik adalah nama lokal untuk batu permata
Dan masih banyak nama-nama lokal yang dikenal oleh masyarakat setempat. Anda sebagai geologist mempunyai kewajiban untuk membantu memberi nama ilmiah bahan tambang tersebut pada saat anda berkunjung ke kantor pemerintah daerah tingkat desa maupun tingkat kecamatan.
Bagi daerah yang sistem administrasinya sudah relatif berkembang tampaknya sudah memiliki data yang berkaitan dengan sumber daya alam setempat:
- Untuk tingkat desa dinamakan monografi desa , sering sudah disertai peta tematik lokasi bahan tambang
- Untuk tingkat kecamatan/distrik disusun dalam buku Kecamatan dalam angka, sering disertai peta tematik lokasi bahan tambang
- Untuk tingkat kabupaten disusun dalam buku kabupaten dalam angka disertai peta tematik lokasi bahan tambang. Untuk kabupaten tertentu telah dibuat peta lokasi bahan tambang. Untuk tingkat kabupaten yang telah maju, mereka telah melaksanakan inventarisasi bahan tambang yang disuguhkan dalam bentuk buku.
- Untuk tingkat provinsi disusun dalam buku propinsi dalam angka. Untuk provinsi tertentu telah dibuat peta lokasi bahan tambang hasil penelitian dari Dinas ESDM setempat.
- Ditiap kabupaten atau provinsi sudah dibentuk suatu badan yang mengurusi dan mengatur tentang Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Pada umumnya di kantor-kantor ini sudah ada terbitan-terbitan yang berkaitan dengan sumber daya mineral termasuk air.
Apabila hal-hal tersebut di atas sudah anda fahami, perhatikan petunjuk berikut:
- 2. Mencermati informasi dari masyarakat, Pada saat anda melakukan observasi di lapangan atau interview dengan masyarakat lokal ada hal yang menarik dan perlu mendapat perhatian anda. Apabila mereka menyebutkan, antara lain:
- Di tempat nun jauh di sana ada “luweng”. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa di tempat yang ditunjukkan dipastikan merupakan penyebaran batu gamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Wonogiri, Pacitan dan tempat-tempat penyebaran bentang alam karst.
- Di tempat nun jauh di sana terdapat sungai bawah tanah. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan, daerah Karangbolong, Kabupaten Kebumen.
Gambar 1. Kenampakan luweng/sumuran (gbr.kiri), sungai bawah tanah (gbr.kanan)
- Di tempat nun jauh di sana terdapat telaga alami yang letaknya saling berjauhan,. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Wonogiri, Pacitan. Telaga-telaga tersebut pada musim kemarau masih ada yang berair, namun ada juga yang sudah kering. Disekitar pinggiran telaga dipastikan terdapat mata air.
Gambar 2. Telaga alami yang dikelilingi bukit kerucut karst (gbr.kiri), panorama salah satu telaga pada musim kemarau (gbr.kanan)
- Di daerah tersebut terdapat deretan bukit-bukit berbentuk kerucut dengan lembah diantaranya. Kenampakan ini menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batugamping nonklastik (batugamping koral). Lembah-lembah itu merupakan ladang atau sering dimanfaatkan sebagai tempat permukiman karena berdekatan dengan air.
Gambar 3. Deretan bukit berbentuk kerucut (gbr.kiri), lembah diantara bukit (gbr.kanan).
- Di tempat nun jauh disana terdapat pupuk guano. Informasi itu mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Pupuk guano adalah sejenis pupuk phospat alam yang dimanfaatkan oleh para petani untuk menyuburkan tanah pertanian. Kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kenampakan serupa terdapat di Karangbolong, Kabupaten Kebumen.
- Di tempat nun jauh di sana dijumpai tiang batu kapur di dalam goa (stalaktite dan stalakmite). Informasi tersebut mengindikasikan, bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kenampakan serupa terdapat di Karangbolong, Kabupaten Kebumen.
Gambar 4. Stalaktite dan stalamite dalam goa batugamping
- Di tempat nun jauh di sana terdapat goa yang disebut goa Tabuhan. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa goa tersebut merupakan goa batugamping. Contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah Wonogiri, Jawa Tengah dan di daerah Pacitan, Jawa Timur.
- Di tempat nun jauh di sana terdapat mata air yang muncul dari lapisan batuan berwarna putih. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di daerah pantai Baron, Wonosari, Yogyakarta.
Gambar 5. Sungai bawah tanah
- Di tempat nun jauh di sana terdapat nyala api abadi yang tersebar di beberapa tempat. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan merupakan daerah endapan batubara, sekaligus merupakan penyebaran batuan sedimen jenis batu lempung. Kenampakan yang demikian dijumpai di Taman Nasional Bukit Suharto, di Kalimantan. Hal yang sama dapat terjadi di daerah bekas rawa paleo (masa lampau).
- Di tempat nun jauh di sana selalu berbau gas belerang, kemungkinan terdapat singkapan batuan beku dengan mineralisasi membentuk mineral sulfida. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian di jumpai ditebing Sungai Kleco, di Wonogiri atau tempat solfatara/air panas. Hal ini tampak di Lahendong, Manado. Sulawesi atau merupakan penyebaran gambut, hal ini tampak di Kecamatan Gambut, di Kalimantan.
- Di tempat nun jauh di sana terdapat mata air panas. Informasi ini mengindikasikan bahwa, kemungkinan besar daerah tersebut merupakan penyebaran batuan volkanik. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dapat dijumpai di daerah Kebumen, jawa Tengah, atau di daerah Lahendong, Manado.
- Di tempat nun jauh di sana terdapat tempat pemujaan agama dalam bentuk Candi yang tersusun dari batu keras berwarna hitam. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa, kemungkinan besar merupakan tempat dekat dengan penyebaran batuan beku. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian ditemui di daerah Borobudur, Magelang, atau di kompleks Candi Prambanan, Kabupten Klaten, Jawa Tengah.
- Di tempat nun jauh di sana terdapat tempat pemujaan agama dalam bentuk Candi dengan batu keras berwarna putih. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan besar merupakan tempat dekat penyebaran batuan breksi pumice. Sebagai contoh, kenampakan yang demikian dijumpai di Candi Boko. Prambanan, Yogyakarta.
Gambar 6. Candi Rorojonggrang yang disusun dari batuan andesit (gbr.kiri), dan Candi Boko yang disusun dari batuan breksi pumice (gbr.kanan) keduanya berlokasi di Prambanan, Yogyakarta.
- Di tempat tersebut rumah-rumah berpenduduk dindingnya dibangun dengan batu hitam. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan tempat dekat penyebaran batuan beku. Sebagai contoh, hal yang demikian dijumpai di daerah lereng Turgo, lereng Gunung Merapi sebelah selatan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
- Di tempat itu, rumah-rumah penduduk dindingnya dibangun dengan batugamping. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan tempat dekat penyebaran batugamping. Sebagai contoh, hal yang demikian tampak di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta.
- Di tempat tersebut terdapat mineral berwarna putih dan lunak, dimanfaatkan untuk campuran membuat tahu dari kedelai, membuat kapur tulis. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan daerah dekat tempat tambang gypsum, sekaligus merupakan penyebaran batulempung hitam. Sebagai contoh kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Sumedang, Jawa Barat.
Gambar 7. Dinding rumah yang tersusun dari batugamping (gbr.kiri), tempat penambangan gypsum di desa Klutukan, Randublatung (gbr.kanan).
- Di tempat tersebut ada orang menggali sumur dan keluar gas yang dapat menyala. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan pinggir dari sungai purba. Gas itu merupakan gas methana. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini pernah terjadi di pinggir sungai Progo di wilayah Bantul, Yogyakarta.
- Di tempat tersebut ada orang yang menggali sumur, pekerja penggali sumur yang ada di dalam sumur pingsan. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan pinggir dari sungai purba. Gas tersebut merupakan gas karbondioksida yang bersifat toksik dan terhirup oleh penggali sumur. Bila ayam yang masih hidup dimasukkan ke dalam sumur yang demikian, dipastikan ayam itu juga akan mati. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini pernah ditemukan di daerah Kulon Progo, Yogyakarta.
- Di tempat tersebut masyarakatnya banyak yang terkena kencing batu. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa tempat tersebut pada air sumurnya banyak terlarut CaCO3 dan sekaligus merupakan penyebaran batugamping atau napal. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini banyak dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta dan daerah Wonogiri, Jawa Tengah, daerah Pacitan Jawa Timur.
- Di tempat tersebut masyarakat membuat batas pekarangan yang berundak-undak (bentuk teras-teras) dengan batuan beku. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batuan beku. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini terlihat di daerah Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
- Di tempat tersebut masyarakat membuat batas pekarangan atau ladang yang berundak-undak (bentuk teras-teras) dengan batugamping. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Wonosari, Gunung Kidul, Jawa Tengah.
- Di tempat tersebut banyak di dapatkan kaolin (oleh masyarakat setempat disebut dengan nama tanah putih). Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah itu merupakan penyebaran batuan granit. Hal ini akan lebih nyata lagi bila tanah putih bercampur dengan pasir kuarsa. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di Pulau Bangka.
Gambar 8. Tambang kaolin di Pulau Bangka.
- Di tempat tersebut banyak di dapatkan tanah putih, namun ringan dan sarang. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran tanah diatomea (diatomeous earth). Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dapat ditemui di daerah Sangiran, Kabupaten Purwodadi, jawa Tengah.
- Di tempat itu merupakan sentra industry keramik maupun genteng. Informasi tersebut menunjukkan bahwa disekitar tempat tersebut terdapat batulempung atau tanah yang merupakan hasil pelapukan batuan beku mikrodiorit. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Godean, Yogyakarta, daerah Bayat, Klaten.
Gambar 9. Kawasan industri keramik di Kasongan, Yogyakarta.
- Di tempat tersebut merupakan daerah yang rawan tanah longsor/gerakan tanah. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah itu merupakan penyebaran batuan lunak, antara lain batulempung, atau batuan breksi volkanik yang sudah lapuk lanjut. Sebagai contoh, hal ini dijumpai di daerah antara Soe dan Atambua, Timor. atau pelapukan lanjut batuan volkanik, hal ini dijumpai di daerah Tawangmangu, jawa Tengah.
- Di tempat tersebut merupakan pantai berpasir putih bila terkena sinar matahari berkilau. Informasi ini menunjukkan bahwa di daerah itu merupakan penyebaran pasir kuarsa rombakan (detrital). Sebagai contoh, kenampakan ini dijumpai di pantai Rembang, Jawa Tengah.
- Di pantai tersebut merupakan pantai berpasir putih, kecoklatan. Informasi itu menunjukkan bahwa di tempat tersebut merupakan penyebaran butir-butir kalsit yang merupakan rombakan dari batugamping kalkarenite.
- Di tempat tersebut masyarakat menemukan kepalan batu berwarna merah bata dan agak lunak. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di tempat tersebut kemungkinan besar merupakan penyebaran endapan mangaan. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta, dan di Kupang.
Gambar 10. Tambang mangaan di Kupang
- Di daerah ini jalan yang diaspal selalu bergelombang. Informasi ini menunjukkan bahwa jalur jalan itu melalui tanah yang lunak, misalnya napal atau batulempung. Sebagai contoh jalan dari Purwodadi-Semarang jalannya selalu bergelombang,lebih-lebih pada musim hujan. Hal ini menunjukkan jalan itu dibangun di daerah tanah lempung.
Gambar 11. Jalan bergelombang karena melintasi daerah batulempung
- Ditempat dipinggir jalan terdapat tumpukan pumice. Informasi ini menunjukkan bahwa daerah sekitar itu merupakan tempat penambangan batu pumice. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Praya Lombok, yang merupakan daerah tambang rakyat untuk batu pumice.
- Sepanjang perjalan di desa-desa anda mendapatkan banyak mineral kuarsite berserakan. Informasi ini menunjukkan bahwa tempat itu merupakan penyebaran batuan metamorf jenis gneiss. Sebagai contoh, kenampakan ini dapat anda temui di daerah Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
- Ditempat dipinggir jalan terdapat tumpukan batuan obsidian. Informasi ini menunjukkan bahwa daerah sekitar itu merupakan penyebaran dari batuan obsidian. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Bajar, dekat Stasiun Kereta Api Banjar, perbatasan provinsi Jawa Tengah-Jawa Barat.
- Di tempat tersebut terdapat pasir yang berwarna hitam, bila terkena panas memantulkan cahaya, pada siang hari terasa panas, agak berat dan tertarik oleh besi magnet. Informasi ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar daerah itu merupakan tempat penyebaran bahan tambang pasir besi. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di daerah Bugel, Wates, Yogyakarta, daerah pantai Mirit, Kabupaten Kebumen. Jawa Tengah.
Gambar 12. Tambang pasir besi
- Di daerah itu terdapat banyak industry kecil berbahan baku marmer. Informasi ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat deposit marmer. Sebagai contoh, kenampakan ini anda dijumpai di daerah Tulungagung, Jawa Timur.
Gambar 13. Sentra kerajinan marmer
- Disepanjang sungai terdapat banyak orang mendulang. Informasi itu menunjukkan bahwa disungai tersebut terdapat endapan placer emas atau intan. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di sepanjang Sungai Mahakam. Kalimantan, di Kampung Sungaigula, Kecamatan Permata Intan, Kalimantan.
- Dipinggir jalan terdapat bongkah-bongkah batuan ukuran kecil yang ditempatkan pada karung. Informasi itu menunjukkan bahwa tidak jauh dari tempat itu terdapat penambangan emas tradisional (rakyat). Sebagai contoh, kenampakan seperti ini ditemukan dipinggir jalan dari Bandara Timika ke kota Abepura, Papua.
- Dari jauh telah terasa bau belerang yang sangat menyengat. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di dekat tempat tersebut terdapat telaga/kawah dengan uap belerang. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dijumpai di Puncak Gunung Dieng, Wonosobo, jawa Tengah, kawah Tangkuban Prahu, Kawah Kamojang. Batas ujung utara Danau Toba. Sumatera.
- Di pantai tersebut banyak perahu-perahu apung milik rakyat yang beraktivitas dengan pompa isap. Informasi itu menunjukkan bahwa di tempat tersebut merupakan daerah penambangan pasir timah. Sebagai contoh, kenampakan tersebut dapat dijumpai di pantai barat pulau Bangka.
Gambar 14. Penambangan timah inkonvensional di Bangka.
- Di tempat tersebut terdapat penambangan latung yang dilakukan oleh rakyat dengan alat-alat yang sederhana. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di daerah itu terdapat sumur minyak tua. Sebagai contoh, kenampakan ini dpat ditemui di daerah Bojonegoro, Jawa Timur, perbatsan dengan Cepu, Jawa Tengah.
Gambar 13. Tambang minyak rakyat di Bojonegoro, Jawa Timur
- Di tengah lahan pertanian didirikan museum untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Informasi tersebut menunjukkan bahwa di daerah itu merupakan penyebaran batulempung. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dapat anda jumpai di daerah museum Sangiran, Solo, maupun di musem Trinil, Ngawi, Jawa Timur.
- Di pinggir jalan terpampang tulisan: Daerah wisata seribu goa. Informasi tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan di daerah jalan utama Pacitan dariarah Wonogiri.
- Di daerah terpencil terdapat museum karst. Informasi ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut merupakan bentang alam karst dengan penyebaran batugamping. Sebagai contoh, kenampakan ini dapat anda jumpai di daerah Pracimantoro, jalan utama Wonosari-Wonogiri, Jogyakarta.
Gambar 16. Museum Sangiran (gbr.kiri), goa gong di Pacitan (gbr.tengah), museum karst di Wonogiri (gbr.kanan)
- Di daerah terpencil terdapat museum gunung api. Informasi ini menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan penyebaran batuan beku sekaligus terdapat gunung api. Sebagai contoh, kenampakan seperti ini dapat anda jumpai di Kecamatan Pakem, lereng selatan G.Merapi, Yogyakarta.
- Bila anda naik pesawat terbang dan melihat pulau-pulau kecil dengan pinggiran pantai yang berwarna putih melingkari pulau. Kenampakan ini menunjukkan bahwa di pulau itu terdapat penyebaran batugamping.
Gambar 17. Museum G.Merapi (gbr.kiri), pulau Komodo yang dikelilingi warna putih (gbr.kanan)
- Bila anda naik pesawat terbang dan melihat daerah terbuka dengan lubang-lubang galian yang besar, menunjukkan warna gelap. Informasi ini menunjukkan pada anda bahwa ditempat tersebut ada kegiatan penambangan batubara. Sebagai contoh, kenampakan ini dijumpai di daerah Samarinda, Kalimantan Timur.
Gambar 16. Panorama kawasan tambang batubara di lihat dari pesawat terbang.
- Dari contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa, apa yang dilakukan oleh masyarakat atau keadaan lingkungan serta bangunan yang anda jumpai sebagai pandangan awal di lapangan dapat menunjukkan terdapatnya bahan galian tertentu.
- Dan masih banyak keadaan lingkungan dan informasi yang disampaikan oleh masyarakat setempat, anda dapat manfaatkan untuk melakukan dugaan awal keberadaan bahan tambang tertentu.
KESIMPULAN; Sebagai seorang geologist wajib jeli melihat barang/kegiatan yang ada selama dalam perjalanan dalam rangka melakukan observasi geologi. Sebagai seorang geologist wajib mendengarkan informasi yang ada di masyarakat. Informasi tersebut sangat berguna dalam memperlancar tugas anda sebagai geologist.
B. PETA TOPOGRAFI
Anda mestinya pernah mendengar berbagai kalimat dengan menggunakan istilah peta misalnya peta situasi, peta topografi, peta geomorfologi, peta penyebaran penduduk (demografi), peta lokasi menara seluler dan sebagainya. Timbul pertanyaan, apa yang dimaksudkan dengan istilah peta itu ?
Peta adalah gambaran bentang alam yang diperkecil, dilukiskan pada satu lembar kertas sehingga orang menjadi mudah mengenal, melihat dan membaca, serta mudah membawanya.
- Mudah mengenal dimaksudkan anda dapat mengetahui di mana anda atau teman anda berada
- Mudah melihat dimaksudkan anda mudah mengetahui dan mengenal bentang alam yang letaknya berdekatan
- Mudah membaca karena pada peta dituliskan keterangan-keterangan yang diperlukan.
- Mudah membawa dimaksudkan dengan membawa peta tersebut anda tidak merasa terbebani
Untuk memenuhi semua keinginan tersebut maka sebuah peta harus mempunyai skala. Oleh sebab itu suatu hal yang tidak mungkin apabila anda membuat peta suatu daerah dengan skala 1:1, yang diartikan panjang 1 sentimeter di lapangan sama dengan panjang 1 sentimeter di kertas.
- Peta penyebaran bahan galian industri agar mudah dikenal, dan dicari tempat dimana bahan galian tersebut berada disebut dengan nama peta tematik penyebaran bahan galian industri, yang untuk selanjutnya dikenal sebagai peta penyebaran bahan galian industri
- Dalam rangka mengetahui potensi daerah tertentu maka perlu dibuat peta potensi misal: peta potensi bahan galian Kabupaten Sleman, peta potensi bahan galian Kabupaten Soe.
- Untuk kepentingan membuat peta geologi, anda disarankan mempergunakan peta topografi dimana ketinggian tempat ditunjukkan dengan garis kontur.
- Dengan melihat pola garis kontur anda sebagai seorang geologist sudah dapat melakukan dugaan sementara/interpretasi beberapa kemungkiinan keberadaan bahan tambang
- Bagi anda yang ingin memperdalam lebih lanjut tentang peta, anda disarankan untuk membaca buku: Pemetaan Geologi yang diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press.
Dalam pembahasan Bahan Galian Industri utamanya anda dihadapkan pada peta topografi, bukan peta tematik. Timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan peta topografi ?. Uraian berikut akan dapat memperjelas apa yang dimaksud dengan peta topografi khususnya peta topografi dengan garis-garis kontur.
- Dalam bekerja di lapangan sebagai seorang geologist, anda selalu akan berhadapan dengan peta topografi
- Peta topografi yang dipilih dianjurkan memakai peta topografi dengan nilai ke-tinggi-an tempat ditunjukkan dengan garis-garis kontur.
- Garis kontur adalah garis imajiner yang menghubungkan titik-titik dengan nilai ke-tinggi-an yang sama.
- Perlu disadari, garis kontur tidak akan tampak di lapangan. Garis-garis kontur hanya anda lihat pada peta topografi.
- Peta topografi oleh geologist dipergunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta geologi.
- Ketelitian peta topografi sangat ditentukan oleh skala peta, makin kecil skala peta (misal saka 1: 100.000; skala 1:250.000; 1:500.000) makin kurang teliti dibandingkan dengan peta dengan skala besar (misal skala 1:5.000; skala 1:10.000; skala 1: 25.000 dan skala 1:50.000).
- Hal yang serupa juga akan dialami pada peta geologi yang diturunkan (diperbesar dengan teknik foto copy) dari peta topografi skala peta yang bersangkutan.
Di Indonesia hingga saat ini beredar tiga macam peta topografi yaitu:
- Peta topografi yang diterbitkan oleh USGS (United State Geological Survey)
- Peta topografi yang diterbitkan oleh Badan Geologi Bandung.
- Peta topografi yang diterbitkan oleh Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey Pertanahan Nasional)
Berbagai macam skala peta topografi baik yang diterbitkan oleh USGS, Badan Geologi maupun Bakosurtanal dapat dilihat pada Buku Pemetaan Geologi (Sukandarrumidi 2011).
- Peta topografi sering disebut dengan istilah peta rupa bumi, adalah peta situasi di darat yang padanya ditambahkan garis-garis kontur, dan segala sesuatu yang merupakan rekayasa manusia, antara lain jalan termasuk jalan penghubung antar kota, antar desa dan jalan setapak, rel kereta api, selokan, letak suatu tempat, batas wilayah dan sejenisnya.
- Peta topografi merupakan sebuah peta yang memperlihatkan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya. Yang dimaksud dengan roman muka bumi adalah:
- Relief yang meliputi gunung, bukit, lembah, dataran, tebing dan sejenisnya
- Drainase (pola liran sungai), termasuk di dalamnya laut, sungai, danau, rawa, terusan
- Kulture (hasil rekayasa manusia) yang meliputi kota, jalan antar kota, jalan antar desa, jalan setapak, rel kereta api, lapangan terbang, pelabuhan laut, batas daerah dan nama tempat serta sejenisnya.
Beberapa pola garis kontur yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk penyebaran batuan/keberadaan bahan galian antara lain:
Perhatikan garis-garis kontur. Garis-garis kontur yang digambarkan pada peta topografi yang dipergunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta geologi.
- Pada umumnya makin rapat garis konturnya menunjukkan makin kuat dinamika tektonik geologi daerah yang bersangkutan.
- Makin kuat dinamika tektonik geologi suatu daerah akan menghasilkan berbagai jenis bahan galian.
- Garis-garis kontur yang menunjukkan kenampakan topografi karst (bentuk-bentuk bentang alam yang merupakan bentuk kerucut (conical hills) dan terpisah satu sama lain), akan menunjukkan kekayaan sumber daya alam dalam bentuk bahan galian batugamping, mineral kalsit, phospat pada gua-gua di daerah batugamping. Ditempat-tempat seperti ini potensial didapatkan sungai bawah tanah dan mata air dengan debit yang cukup besar
- Garis-garis kontur yang renggang dan menunjukkan kenampakan topografi depresi menunjukkan potensial kemungkinan dijumpainya gambut, telaga musiman.
- Garis-garis kontur yang rapat , menampakkan “hidung” kearah hulu sungai dapat menunjukkan daerah tersebut potensial terkena gerakan tanah jenis runtuhan. Dan apabila di bagian ujung garis kontur merupakan daerah gunungapi maka disepanjang sungai tersebut potensial terdapatnya batuan beku dan pasir volkanik sebagai bahan galian untuk bangunan fisik
- Garis-garis kontur yang renggang sekitar alur sungai menunjukkan daerah yang potensial terjadinya bencana dalam bentuk banjir sungai. Ditempat seperti ini banyak didapatkan endapan sungai yang cukup subur dan potensial merupakan penyebaran batulempung
- Garis-garis kontur dengan pola konsentris makin rapat yang menunjukkan keberadaan gunung api [baik yang masih aktif maupun yang sudah mati sementara (dorman), atau mati sepanjang masa ] mengindikasikan merupakan daerah penyebaran batuan beku dan pasir volkanik yang masih lepas-lepas. Batuan tersebut tampak nyata di daerah alur-alur sungai yang berhulu di puncak gunung api Di daerah lerengnya sering kali ditemukan batuan pumice atau obsidian. Dalam heberapa hal dijumpai juga endapan belerang (murni) yang merupakan hasil sublimasi di lubang kepundannya. Daerah lereng gunung api umumnya potensial keberadaan mata air dengan debit yang cukup besar.
- Garis-garis kontur dengan pola konsentris makin rapat yang menunjukkan keberadaan depresi (lembah) merupakan daerah penyebaran batuan lunak antara lain batulempung. Di tempat yang demikian potensi air tanah dangkal cukup besar, kadang-kadang merupakan sumbera air artesis.
- Garis-garis kontur dengan pola konsentris namun berpusat di beberapa tempat dengan pola yang teratur menunjukkan bentukan telaga-telaga. Kenampakan ini mengindikasikan daerah penyebaran batugamping. Telaga ini pada musim hujan merupakan reservoir air permukaan (tampungan air hujan) yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai cadangan air untuk keperluan rumah tangga.
- Di daerah dengan penyebaran batugamping kemungkinan besar dijumpai mineral kalsit secara setempat-setempat yang cukup pontensial.
- Daerah dengan penyebaran batugamping potensial sebagai sumber bahan baku untuk industry semen Portland maupun industri kapur tohor.
- Di tempat yang demikian juga merupakan tempat yang potensial untuk membuat kapur super- proses grinding tanpa kalsinasi (yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industry kimia atau untuk menetralkan air asam tambang atau menetralkan tanah yang terlalu asam).
C. PETA GEOLOGI
Peta geologi merupakan peta yang memuat informasi geologi yang ada di suatu daerah. Peta geologi yang baik adalah peta geologi yang mudah dikenal dan dapat dibaca ketinggian suatu tempat. Untuk memenuhi keinginan tersebut maka sebaiknya anda membuat peta geologi dengan peta dasar peta topografi. Timbul pertanyaan, bagaimana cara mengetahui keberadaan bahan galian dengan melihat peta geologi. Uraian berikut, akan menjawab dan memperjelas pertanyaan tersebut diatas.
- Makin kompleks peta geologi suatu daerah akan menunjukkan makin bervariasi bahan galian yang ditemuinya.
- Untuk mengetahui kualitas suatu bahan galian, anda harus datang ke lapangan dan mengambil contohnya kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium
Timbul pertanyaan bagaimana caranya mengetahui kompleksitas suatu daerah dari sebuah peta geologi ?.
Berikut diberikan petunjuk ringkas (hint) bagaimana anda menilai kompleksitas peta geologi suatu daerah.
- 1. Perhatikan berbagai jenis lithologi/jenis batuan yang digambarkan pada peta geologi.
- Jenis-jenis lithologi yang terdapat pada peta geologi suatu daerah dapat dilihat dari warna-warna yang tergambarkan pada peta geologi yang bersangkutan
- Makin banyak warna yang tergambarkan pada peta geologi akan makin banyak variasi lithologi yang ada didaerah tersebut.
- Pada umumnya makin banyak variasi lithologinya, di daerah tersebut makin kaya akan bahan galian
- Warna yang me-representasi-kan batuan beku menunjukkan keberadaan bahan galian batuan beku sebagai bahan bangunan fisik, pasir gunung api, kadang-kadang dijumpai belerang dan mata air panas. Daerah batuan beku juga menunjukkan daerah mineralisasi logam-logam tertentu.
- Daerah batuan beku dikombinasikan dengan keberadaan hutan yang lebat dapat dipakai sebagai indikator kekayaan air tanah dangkal maupun air tanah dalam
- Warna yang me-representasi-kan batugamping menunjukkan keberadaan bahan galian batugamping, bahan galian phospat dalam bentuk phospat guano, bahan galian kalsit, kadang-kadang terdapat bahan galian mangaan.
- Warna yang me-repesentasi-kan batuan sedimen lunak menunjukkan keberadaan batulempung yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sement Portland atau bahan baku keramik/bata merah
- 2. Perhatikan berbagai macam garis-garis yang terdapat pada peta geologi
- Garis-garis tersebut akan me-representasi-kan berbagai macam struktur geologi
- Struktur geologi tersebut antara lain struktur patahan (yang digambarkan dengan garis-garis yang relatif lurus), dan struktur perlipatan (bentuk struktur antiklin dan struktur sinklin)
- Garis-garis yang me-representasi-kan Jalur-jalur patahan merupakan daerah yang potensial terjadi gerakan tanah/gempa bumi ataupun merupakan tempat-tempat kemunculan mata air tanah dangkal. Daerah yang demikian juga potensial terjadinya gerakan tanah.
- Gempa tektonik yang terjadi akahir-akhir ini ternyata “dapat mengaktifkan kembali” struktur patahan yang semula diduga sudah tidak aktif, Contohnya antara lain struktur patahan Sungai Opak di Yogyakarta, struktur patahan Semangko di Sumatera.
- Pada umumnya, makin kompleks struktur geologi suatu daerah makin bervariasi bahan galian yang terdapat di daerah tersebut
- Garis-garis yang me-representasi-kan struktur sinklin mengindikasikan daerah yang kaya akan air tanah dangkal
- Garis-garis yang me-representasi-kan struktur antiklin dengan kondisi geologi tertentu menunjukkan potensi kemungkinan terdapat endapan minyak dan gas bumi.
Tambahan;
Kenampakan apa yang tercantum pada no.1, dan 2, dapat dilihat pada kolom legenda peta geologi daerah yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri mengindikasikan potensi bahan galian tertentu atau bersinergi satu sama lain mengindikasikan potensi bahan galian secara bersinergi
Dari uraian tersebut diatas, dengan ilmu geologi khususnya kemampuan membaca peta geologi, sudah dapat mengarahkan pada anda kira-kira jenis bahan galian apa yang akan didapatkan disuatu daerah. Interpretasi ini akan lebih tajam bila didampingi dengan interpretasi foto udara daerah yang bersangkutan. Untuk meyakinkan bahan galian apa saja yang terdapat di suatu daerah anda wajib melakukan penelitian lapangan. Hal ini sangat dianjurkan karena proses mineralisasi/pembentukan mineral logam tidak dimungkinkan dapat diketahui dari peta topografi maupun dari foto udara.
Kesimpulan: ground check di lapangan tetap diperlukan untuk menentukan dengan pasti bahan galian yang terdapat di suatu daerah. Kemampuan membuat peta geologi, wajib anda kuasai.
0 komentar:
Posting Komentar