Sabtu, 26 Desember 2015

BENTANGALAM VULKANIK (Verstappen)

V.1.Pengertian 
Bentangalam vulkanik adalah bentangalam yang merupakan produk dari aktivitas gunungapi. Gunung api terbentuk sebagai salah satu pekerjaan tenaga endogen. Pada umumnya pembentuk gunungapi merupakan proses membangun sebagai kebalikan proses perusakan yang dilakukan oleh tenaga asal luar. Pada kegiatan gunungapi atau vulkanik dihasilkan rempah-rempah gunungapi atau bahan-bahan gunungapi berupa lava, pasir gunungapi, lapili, debu gunungapi (tufa) dan bahan-bahan lainnya yang dilemparkan atau dimuntahkan pada waktu peletusan. Bersama-sama dengan air yang terdapat di permukaan bumi atau air hujan, hasil-hasil gunungapi ini dapat bergerak atau longsor karena beratnya sendiri atau menghasilkan aliran lumpur (mudflow) atau lahar yang mengalir melalui daerah-daerah yang rendah yaitu sungai ataupun lembah.

Potensi ekonomi yang terdapat pada bentangalam vulkanik, diantaranya adalah panas bumi, endapan yarosit, belerang, mata air panas, dan lain-lain. Tenaga panas bumi dapat membuat air bawah permukaan menjadi uap, bertenaga besar dan dapat memutar turbin untuk pembangkit tenaga listrik. Di Indonesia sekarang ini sedang giat dilakukan eksplorasi tenaga panas bumi. Endapan Yarosit yang terlarut dalam air panas terdapat di daerah gunungapi dapat dipakai untuk bahan cat atau oker, contoh yang terdapat di Ciater di wilayah Kabupaten Subang Jawa Barat. Mata air panas dapat dikembangkan untuk keperluan pariwisata atau pengobatan, contohnya terdapat di Maribaya, Ciater, dan Cipanas-Garut. Belerang biasanya diendapkan di kawah gunungapi (melalui proses sublimasi), atau terlarut dalam air panas yang kemudian mengendap (contohnya di Kawah Putih, Talagabodas, Wanaraja). Belerang terutama dipakai untuk bahan pembuat asam sulfat.

Gunungapi dapat terbagi atas gunungapi aktif, gunungapi beristirahat (dormant) dan gunungapi padam (extinct). Gunungapi di dunia tersebar dalam beberapa pola. Yang paling dikenal ialah apa yang disebut Jalur Api Pasifik yang melingkari Lautan Pasifik mulai dari Amerika Selatan sampai ke New Zealand melalui Amerika Utara, Kepulauan Aleut, Kamsatka, Kuril, Jepang, Filipina, Sulawesi, Maluku Utara, Pulau-pulau Solomon, Kaledonia Baru, dan akhirnya Selandia Baru.

Di Indonesia gunungapi tersebar sepanjang jalur gunungapi atau jalur dalam, mulai dari Aceh menyusur Sumatera terus ke Jawa, pulau-pulau di Nusa Tenggara dan pulau-pulau di Maluku Selatan, melingkari Laut Banda, Sulawesi Selatan, Tengah dan Utara. Satu kelompok lain terdapat di daerah Maluku Utara yaitu sebelah barat Halmahera. Ada kurang lebih 70 buah gunungapi yang digolongkan sebagai gunungapi tipe A, yaitu yang meletus sepanjang sejarah, atau diketahui manusia (Sudradjat, 1997).
  • Gunungapi strato; Hasil gunungapi yang bermacam-macam ini dapat sekaligus dihasilkan oleh suatu gunungapi sehingga terdapat perlapisan antara satu jenis hasil gunungapi dengan jenis lainnya. Oleh karena itu, gunungapi jenis ini dinamakan gunungapi strato atau majemuk. Biasanya membentuk seperti kerucut, dengan sudut lereng sekitar 20º – 30º di bagian tengah dan lebih terjal di puncak. Sedangkan di bagian kaki yang pada umumnya terbentuk dari lahar, lereng biasanya landai. Gunungapi semacam ini yang terutama terdapat di Indonesia.
Gambar 3. Perkembangan morfologi gunungapi strato. 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi IST AKPRIND, 2013)

  • Gunungapi perisai; Bila lava merupakan hasil utama suatu gunungapi maka pada umumnya gunungapi semacam ini akan landai dan membentuk seperti tameng akibat lava membeku dengan perlahan-lahan dan oleh karena itu lebih cenderung untuk melebar ke semua arah daripada menumpuk. Kecuraman lereng tergantung dari kekentalan lava. Lava yang berkomposisi lebih basa biasanya lebih cair dan dapat bergerak lebih jauh sehingga bentuk gunungapi menjadi sangat landai dan luas. Sedangkan lava yang kurang basa menghasilkan gunungapi yang lebih berlereng besar dan daerah penyebarannya lebih kecil.
  • Cindercone; Kadang-kadang gunungapi atau letusannya dapat menghasilkan debu saja, dan debu ini teronggok di tepi tempat letusan, membentuk bukit yang membulat dengan bagian tengahnya melekuk. Bentuk semacam ini disebut cindercone. Erupsi yang berasal dari satu tempat memusat dinamakan erupsi sentral, lain halnya dengan erupsi celah yang melalui celah berbentuk memanjang (fissure eruption). 
V.2.Faktor-Faktor Pembentuk Bentangalam Vulkanik 
Di sini yang sangat berpengaruh pada bentuk bentangalam gunungapi adalah umur gunungapi dan jenis rempah-rempah yang dihasilkan gunungapi tersebut. 

Bentuk bentangalam gunungapi lebih banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang dihasilkan gunungapi dan yang membentuk badan gunung tersebut. Hasil-hasil gunungapi diantaranya adalah lava, bongkah, scoria, lapili, pasir gunungapi, debu gunungapi dan lahar. Lahar merupakan banjir lumpur dan bahan-bahan lainnya yang terbawa oleh air hujan dan meluncur di lereng-lereng gunung melalui lembah-lembah. Temperatur lahar dapat tinggi sekali sehingga amat berbahaya. Pada umumnya bahaya yang terbesar yang disebabkan oleh gunungapi di Indonesia ialah bahaya lahar, yang disebut juga sebagai bahaya sekunder. Oleh karena lahar itu merupakan banjir lumpur maka bentangalam yang dihasilkan sangat halus, lereng landai dan membentuk lidah mengikuti lembah-lembah. Lava biasanya membentuk permukaan yang tidak rata, berbongkah-bongkah dan secara keseluruhan membentuk lidah-lidah.

V.3.Macam-Macam Bentuklahan Asal Vulkanik 
  1. 1. Morfologi Gunungapi
    Morfologi Gunungapi adalah bentuklahan asal vulkanik yang proses terbentukannya dikontrol oleh aktivitas gunungapi. 
Pembagian lereng gunungapi :
  1. 1.1. Upper volcanic slope (proksimal), ciri-ciri endapan & litologinya :
  • Batuan piroklastik dengan ukuran kasar\
  • Aliran lava, lelehan lava >>
  • Terdapat lahar
  • Pembentukan saluran/aliran lava
  • Sliding
  • Slope > 150 

  1. 1.2. Middle volcanic slope (meddial), ciri-ciri endapannya :
  • Lava sedikit
  • Lahar
  • Sedimen piroklastik yg berasal dari proksimal
  • Terdapat bongkah (block) hasil longsoran dari proksimal
  • Slope 5-150 
  1. 1.3. Lower volcanic slope (distal), ciri-cirinya adalah:
  • Terdapat fluvial sedimen
  • Endapan volkanik
  • Terkadang terdapat lava basalt
  • Terdapat aliran campuran antara lahar dan bongkah-bongkah
  • Terdapat endapan abu vulkanik
  • Slope < 50 
Gambar 4. Pembagian lereng gunungapi (Meijerink, 1984). 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi IST AKPRIND, 2013)

  1. 2. Kaki gunungapi (Volcanic footslope landforms) Morfologi kaki gunungapi adalah bentuklahan gunungapi yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh gunungapi. Pada umumnya suatu tubuh gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepundan gunungapi, badan atau kerucut gunungapi, dan kaki gunungapi.
  1. 3. Kawah gunungapi (Crater landforms) Morfologi kawah gunungapi adalah bentuklahan gunungapi yang berupa lubang tempat keluarnya material gunungapi ketika terjadi erupsi. Berikut adalah ukuran diameter kawah menurut beberapa ahli:
  • Menurut Macdonald, 1972 : diameter kawah (Ø) ≥ 1,5 Km.
  • Menurut Ollier, 1969 : diameter kawah (Ø) > 5 Km.
  • Menurut Emmons, 1960 : diameter kawah (Ø) >> kedalaman.
  • Kaldera gunungapi (Caldera landforms)

    Morfologi kaldera adalah bentuklahan yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi tipe explosive yang mengakibatkan bagian kepundannya runtuh sehingga membentuk bentuk kawah yang sangat luas. Kadangkala bagian dalam kaldera terisi air membentuk danau. Contoh yang paling klasik dari kaldera di Indonesia adalah Danau Toba di Sumatra Utara.
  1. 4. Jenjang gunungapi (Volcanic-neck landforms) Morfologi jenjang gunungapi adalah bentuklahan yang berbentuk seperti leher atau tiang merupakan sisa dari proses denudasi gunungapi.
  1. 5. Gunungapi parasit (Parasitic cone landforms) Morfologi gunungapi parasit (parasitic cones) adalah bentuklahan yang berbentuk kerucut yang keberadaannya menumpang pada badan dari induk gunungapi, sering juga disebut sebagai anak gunungapi.
  1. 6. Sumbat lava (Lava plug landforms ) Sumbat lava (lava plug) adalah bentuklahan yang berbentuk pipa atau bantal berupa lava yang membeku pada lubang kepundan.
  1. 7. Kawah preatomagmatik (Maar landforms) Maar adalah bentuklahan berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi hasil erupsi preatomagmatik, letusannya disebabkan oleh air bawah tanah yang kontak dengan magma. Ciri dari morfologi Maar umumnya diisi oleh air membentuk suatu danau kawah yang dangkal.
  1. 8. Sisa gunungapi (Volcanic remnant landforms) Morfologi sisa gunungapi adalah sisa-sisa dari suatu gunungapi yang telah mengalami proses denudasi.
Gambar 5. Macam-macam bentuklahan asal vulkanik. 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi, IST AKPRIND, 2013) 


Gambar 9. Maar dan sisa gunungapi. 
(sumber:Djauhari Noor, 2010)

Berdasarkan penampakan morfologi, bentang alam gunung api diklasifikasikan menjadi :
  1. Depresi vulkanik, umumnya berupa bentangalam cekungan. Depresi vulkanik dapat berupa danau vulkanik, kawah, dan kaldera.
  2. Kubah vulkanik, bentangalam yang memiliki bentuk cembung ke atas, berupa parasite cone, cinder cone.
  3. Vulkanik semu, bentangalam yang mirip gunung api, bahkan dapat terbentuk karena proses vulkanisme yang berdekatan.
  4. Dataran vulkanik, dicirikan dengan puncak vulkanik yang datar dan memiliki perbedaan/variasi perbedaan ketinggian yang tidak terlalu mencolok. Dataran vulkanik berupa dataran rendah basal, plato basal, dan dataran plato basal.
Tabel 6. Klasifikasi satuan bentuklahan asal vulkanik (Verstappen, 1983).
(Sumber : Suroso Sastropawiro, Sugeng Raharjo dkk, 2009)


Tabel 7. Klasifikasi satuan bentuklahan asal vulkanik (Van Zuidam, 1983). 
(sumber: Asisten Praktikum Geomorfologi, IST AKPRIND, 2013).

3 komentar:

James mengatakan...

hai, saya dari masa depan. Terimakasih!!!

Self Development mengatakan...

kwkwkwk

alyisavitri@gmail.com mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;