A. Pengertian
Bentangalam karst adalah bentuk bentangalam hasil dari sisa-sisa organisme laut yang telah mati. Jenis topografi karst terbentuk di daerah dengan litologi batugamping, gipsum, dan batu-batu kain dengan adanya dissolution.
Di Indonesia bentangalam karst dapat ditemukan di beberapa daerah di pulau Jawa, yaitu Jampang di Selatan Jawa Barat, pegunungan Sewu di Kulon Progo Jawa Tengah, daerah perbukitan Rembang di Jawa Timur, dan beberapa daerah di Sulawesi Tengah. Di Irian Barat bentangalam karst ditemukan di Kepala Burung pada formasi Klasafet, sedangkan di Sumatera ditemukan, terutama di Sumatera Selatan dan Aceh.
Ciri-ciri :
- Pada umumnya bentuk topografinya tidak teratur
- Umumnya terdapat adanya aliran sungai bawah tanah.
- Terdapat lubang-lubang hasil pelarutan air.
B. Faktor-Faktor Pembentuk Bentangalam Karst
Proses terbentuknya bentangalam karst terjadi ketika organisme laut atau coral reef mati karena terganggunya lingkungan hidupnya. Gangguan ini dapat terjadi karena penurunan atau naiknya dasar cekungan, pengaruh salinitas air laut, cahaya matahari dan kekeruhan air laut. Sisa-sisa organisme itu kemudian terangkat kepermukaan daratan dan terbentuklah morfologi karst.
Bentangalam karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk lubang-lubang. Bentangalam ini terutama terjadi pada wilayah yang tersusun oleh batugamping yang mudah larut, dan batuan dolomit atau gamping dolomitan. Akibat pelarutan yang memegang peranan utama, maka air sangat penting artinya. Bentangalam karst biasanya berkembang di daerah yang mempunyai curah hujan cukup.
Di samping itu, pelarutan maksimum dapat terjadi bila air tidak mencapai jenuh akan karbonat. Air yang mengalir dapat menciptakan keadaan ini. Air yang mengandung CO2 (gas) akan lebih mudah melarutkan batugamping. Di bawah ini diperlihatkan reaksi kimia yang menghasilkan pelarutan tersebut.
H2O + CO2 -><- H2CO3 2H2CO3 + CaCO3 -><-Ca(HCO3)2 + H2 (larut) (gas)
Reaksi kimia dan keseimbangannya pada proses pelarutan batugamping. Bila Ca(HCO3)2 terkena udara kembali maka berarti ada penambahan H2 dari udara, oleh karena itu keseimbangan reaksi akan bergerak ke kiri dan akan terbentuk kembali CaCO3 yang mengendap. Reaksi tersebut kemudian menerangkan terbentuknya stalaktit dan stalakmit yang dikenal dalam gua-gua di daerah kapur. Oleh karena itu, syarat penting untuk terbentuknya kedua jenis endapan ini ialah adanya persediaan H2 secara terus-menerus yang dapat diperoleh apabila udara dapat mengalir di dalam gua itu. Udara yang segar selalu menggantikan udara yang berada di dalam gua.
C. Macam-Macam Bentuklahan Asal Karst
- Perbukitan kerucut batugamping (Pepino-hill Landforms); adalah bentangalam perbukitan yang tersusun dari batugamping yang berbentuk kerucut-kerucut batugamping. \
- Polje; Polje adalah bentangalam yang berbentuk depresi aksentif hasil erosi pada perbukitan batugamping yang tertutup disemua sisi dan dibagian tengahnya berupa lantai yang datar dibatasi oleh dinding ding yang terjal.
- Dolina; Dolina adalah lubang-lubang berbentuk kerucut terbalik dengan ukuran lebarnya kurang dari 100 m sebagai hasil pelarutan air di daerah morfologi karst
- Uvala; Uvala adalah lubang-lubang berbentuk silinder, yaitu kelanjutan dari dolina. Uvala dan dolina dibedakan berdasarkan bentuknya, dolina berbentuk “V” dan ovala “U”. Untuk uvala lebar lubangnya lebih dari 100 m dan nilainya lebih besar dari dalamnya.
- Stalaktit dan Stalaktit; Stalaktit adalah bentuk kolom-kolom batugamping hasil pelarutan yang menggantung. Sedangkan kolom-kolom yang berada di bawahnya disebut stalakmit.
Gambar 15. Perkembangan topografi karst.
Tabel 9. Klasifikasi bentuklahan asal karst (Verstappen, 1983)
(Sumber : Suroso Sastropawiro, Sugeng Raharjo dkk, 2009)
0 komentar:
Posting Komentar