Senin, 01 Februari 2016

Saya Seorang Geologist Sejati....

REPOST
Saat ini merupakan saat dimana mahasiswa geologi dari hampir seluruh Universitas/Perguruan Tinggi dengan Jurusan Geologi lagi melakukan kerja lapangan untuk berbagai tujuan : Kuliah Lapangan, Kerja Praktek, Tugas Akhir dan sebutan2 lain. Sebagian besar mereka melakukan pekerjaan pemetaan geologi di daerah kerja masing, mulai daerah datar, bebukit landai sampai pegunungan curam, yang semua itu merupakan resiko pekerjaan geologi yang harus dipelajari dan dihayati. Untuk itu berikut diberikan beberapa catatan yang mungkin perlu untuk diperhatikan :
  1. Karena sifatnya kerja di lapangan dengan tingkat resiko bahaya yang lebih tinggi dari tempat lain, maka prinsip SHE : Safety, Health and Environment harus dijadikan acuan kerja. Jangan sembrono dan sok hebat. Jaga diri sendiri maupun jaga orang lain juga !
  2. Hampir semua tempat di bumi Indonesia ini (termasuk daerah kerja mahasiswa saat ini) telah dipetakan secara geologis dalam berbagai skala maupun berbagai tujuan. Laporannyapun sudah bertebaran di sejumlah publikasi resmi, intern maupun di badan pemerintah seperti BAPPEDA dan BAPEDALDA (?). Usahakan mencari itu semua (sejauh dimungkinkan), pelajari secara menyeluruh, kemudian buatlah ringkasa/resume yang meliputi daerah kerja anda. Hasil resume itu jangan dianggap sebagai kebenaran mutlah, tapi anggap sebagai HIPOTESIS yang harus sdr buktikan kebenaran dan kesalahannya dengan observasi obyektif di lapangan. Resume ini diperlukan agar pemeta lebih efisien dalam perencanaan maupun pelaksanaan kerja. Jadi jangan hanya membebek pada hasil terdahulu, apalagi kalau skala yang digunakan berbeda. Pemeta harus lebih percaya pada hasil observasinya yang konkrit dan obyektif.
  3. Pemeta harus berpegang teguh pada skala peta kerjanya dan mengobservasi data lapangan pada skala tersebut. Kalau digunakan skala 1 : 25.000 (skala standar peta RBI) maka jangan terlalu percaya pada penyebaran batas satuan yang tergambar pada peta skala 1 : 50.000, apalagi dari peta berskala 1 : 100,000. Apapun metoda pemetaan yang digunakan (Satuan Formal atau lepas) prinsipnya adalah sama yaitu, satuan yang didirikan harus : (a) punya karakter litologi yang khas, bisa dibedakan dengan satuan yang lain, (b) terpetakan penyebarannya pada skala peta kerja pemeta. Dengan kata lain semakin detail hasil pemetaan, semakin baik, karena hasilnya akan bisa dipakai untuk penerapan geologi yang lebih banyak.
  4. Untuk dapat melakukan evaluasi sendiri terhadap apakah hasil pemetaan sudah memadai atau belum, maka bisa digunakan acuan hakekat pemetaan geologi. Hakekat ini sering kurang disadari oleh pemeta karena pemeta (pemula) sering terperangkap pada pemenuhan prosedur daripada pencapaian tujuan pemetaan.
Setelah selesai pemetaan, maka cobalah untuk menilai apakah peta geologi dan semua lampiran dan laporannya sudah :
  • memberikan gambaran tentang macam, kondisi, proses, dan potensi geologi (potensi sumberdaya dan potensi bencana) yang ada dan teramati di daerah pemetan pada MASA KINI.
  • bisa digunakan untuk merekonstruksi macam, kondisi, proses2 dan lingkungan geologi di daerah pemetaan SEPANJANG WAKTU GEOLOGI, sejak terbentuknya batuan tertua di daerah pemetaan hingga saat ini.
  • bisa digunakan untuk memberikan saran yang kongkrit (dalam batas scope kerja) agar daerah yang dipetakan dapat dikembangkan dengan baik dan bijaksana sehingga bisa memberikan keamanan, meningkatkan kesejahteraan dan memberi landasan yang baik untuk pengembangan daerah tersebut di masa datang.
Demikianlah sumbang saran dari saya, geolog semoga semuanya nanti menjadi bagian dari the Outstanding Generation of Indonesian Geologists yang secara sungguh2 mencintai bangsa dan negaranya, Republik Indonesia, dan rela bekerja keras dan jujur untuk kemajuannya. Terima kasih, semoga berguna, salam hangat untuk semuanya. MERDEKA !!!


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;