Terdapat sebuah kawasan di pesisir utara Jawa Tengah yang sangat menarik minat para ahli geologi dan arkeologi, yakni dataran aluvial Semarang-Demak-Kudus-Pati-Rembang. Berbagai catatan sejarah (diulas antara lain oleh Soekmono, 1967; De Graaf & Th. Pigeaud, 1974) mengungkapkan bahwa dahulu dataran aluvial yang membentangi 5 kota tersebut merupakan sebuah selat laut yang besar, yang dikenal sebagai Selat Muria. Selat Muria ini memisahkan Pulau Muria, sebagai sebuah pulau gunungapi, dengan daratan utama Jawa. Bila kini selat tersebut telah menjadi daratan, maka tentu muncul pertanyaan berapakah kecepatan sedimentasi yang bertanggungjawab atas perubahan morfologi itu?
Berdasarkan dugaan atas catatan sejarah, garis pantai pesisir utara Jawa Tengah dahulu pada abad ke-8 masih menjorok ke arah Purwodadi, dimana pusat Kerajaan Medang Kamulan berada. Selanjutnya pada abad ke-16 di era keemasan Kesultanan Demak, garis pantai diduga telah bergeser ke kota Demak saat ini. Sehingga, pergerakan majunya garis pantai sejauh 30 km terjadi dalam kurun waktu sekitar 800 tahun, dengan kecepatan sedimentasi rerata 40 m/tahun. Tentu saja ini adalah angka perkiraan kasar.
Proses geologi apakah yang berperan utama dalam kecepatan sedimentasi fantastis itu? Demak dibangun diantara dua sistem delta yang aktif, yaitu Delta Serang dan Delta Tuntang. Sungai Serang mengerosi perbukitan Zona Kendeng hingga menjulur jauh hulunya ke lereng timur G. Merbabu. Sungai Serang juga menerima pasokan sedimen dari Sungai Lusi - keduanya bertemu di sebelah barat Medang Kamulan - yang selain mengerosi Perbukitan Kendeng turut pula membiku Perbukitan Rembang. Sungai Tuntang memiliki luasan cekungan pengaliran yang lebih kecil dibandingkan Serang, ianya menggerus bebatuan Perbukitan Kendeng bagian barat dan berhulu di Rawa Pening, sebuah genangan alamiah yang mengumpulkan air dari G. Telomoyo.
Jadi resep kecepatan sedimentasi yang tinggi dan perubahan morfologi pesisir yang cepat tersebut ada pada resep serba ganda (double-action).. dua delta, dua zona pegunungan sedimenter Tersier, dan dua gunungapi modern. Hingga saat ini muara kedua sungai tersebut masih aktif dalam sedimentasi yang mendorong maju garis pesisir antara Jepara dan Semarang, dicirikan tipe morfologi delta bird's foot.
Pak Awang Satyana pun pernah menyarankan kita, bila menggunakan mobil melintasi jalan raya pantura antara Demak-Pati-Juwana-Rembang, ingatlah bahwa sekitar 500 tahun yang lalu jalan raya itu adalah sebuah selat yang ramai oleh kapal-kapal niaga Kerajaan Demak dan tetangganya.
smile emotikon
0 komentar:
Posting Komentar