Indonesian Petroleum Association (IPA), sebuah asosiasi para pelaku bisnis di sektor migas di Indonesia akan menggelar IPA Convention and Exhibition ke-39. Rencananya kegiatan akan diselenggarakan pada 20 – 22 Mei 2015 di Jakarta Convention Center.
Menurut Presiden IPA, Craig Stewart yang berbicara kepada sejumlah media di Jakarta, Rabu (4/3), kegiatan kali ini akan mengambil tema “Bekerjasama Demi Percepatan Solusi Dalam Menghadapi Krisis Energi Indonesia”. Menurut Dia, tema ini sesuai dengan situasi yang dihadapi Indonesia saat ini : laju peningkatan konsumsi energi Indonesia yang melampaui laju pertumbuhan hasil produksi, dan selama beberapa tahun belakangan kegiatan eksplorasi belum juga membawa hasil penemuan sumber daya hidrokarbon baru yang signifikan.
Akibatnya, kata Dia, Indonesia menghadapi krisis energi dengan semakin meningkatnya jumlah minyak dan gas yang perlu diimpor. “Semua hal ini terjadi dalam situasi volatilitas energi global yang sedang mengalami turunnya harga minyak global dan terhambatnya secara global modal untuk berinvestasi di sektor minyak dan gas, ” jelasnya.
Dia berharap, kegiatan yang terbilang terbesar dan paling signifikan di Asia Tenggara dalam ruang lingkup minyak gas ini, tetap menjadi acara yang paling dinantikan di kalangan industri minyak gas Indonesia. “Tahun lalu, pagelaran ini menarik lebih dari 20.000 pengunjung, termasuk lebih dari 3.500 anggota delegasi dari 26 negara, 290 perusahaan peserta pameran, lebih dari 170 presentasi teknis dan lebih dari 500 wartawan dari 310 media, baik dari nasional maupun international,” katanya.
Stewart juga menyampaikan, even tahunan yang bertajuk IPA CONVEX ke-39 ini, akan kembali menyajikan rangkaian program seperti high-level plenary session untuk membahas krisis energi di Indonesia dalam lingkup energi global yang baru, reformasi tata kelola di sektor minyak dan gas untuk mencapai tujuan nasional dan kolaborasi lintas sektoral yang dibutuhkan untuk memajukan sektor minyak dan gas nasional.
Kegiatan ini sambung Stewart lagi, diharapkan dapat mempertemukan para pejabat tinggi pemerintah, anggota parlemen, pemimpin industri, para analis dan praktisi. “Dampak dari sektor energi sebagai mesin pertumbuhan pembangunan nasional juga akan menjadi agenda pembicaraan. Juga akan diadakan Focus Group Discussion, presentasi teknis dan platform menyoroti kegiatan investasi sosial yang dilakukan oleh industri minyak dan gas untuk masyarakat setempat di mana mereka beroperasi,” tambahnya.
Ditegaskannya, sektor hulu migas Indonesia memerlukan sejumlah investasi besar dalam lima tahun ke depan. Oleh karena itu, menciptakan dan mempertahankan iklim investasi yang menguntungkan di sektor ini adalah tugas yang sangat mendesak, khususnya di tengah-tengah krisis rendahnya harga minyak secara global.
“Berangkat dari kondisi ini, target dari IPA kali ini adalah berkolaborasi dengan pemerintah untuk merancang solusi terbaik yang dibutuhkan demi mengatasi tantangan yang akan dihadapi, dan mendukung rencana pemerintah sepenuhnya untuk program revitalisasi industri minyak dan gas Indonesia,” pungkasnya.
IPA adalah sebuah organisasi non-profit yang didirikan tahun 1971, mewakili para pelaku utama di sektor hulu minyak dan gas, beranggotakan 53 Perusahaan yang mewakili hampir seluruh produsen minyak dan gas bumi nasional, 120 Anggota Perusahaan Pendukung, dan lebih dari 1.500 Profesional di Industri.
IPA mengklaim menjadi “Partner of Choice” Pemerintah dalam memajukan industri hulu minyak dan gas melalui penyusunan kebijakan yang tepat, dan memfasilitasi konsultasi, koordinasi dan kerja sama di antara pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan lembaga terkait, untuk memajukan pembangunan industri minyak dan gas Indonesia.
Link
Masyarakat untuk sedimen Geologi adalah tidak-untuk-profit, masyarakat ilmiah internasional yang berbasis di Tulsa, Oklahoma. Hal ini biasa disebut dengan singkatan SEPM, yang mengacu pada nama sebelumnya, Masyarakat Ahli paleontologi Ekonomi dan Mineralogi.
Alasan Society untuk makhluk adalah untuk menyebarkan informasi ilmiah tentang sedimentologi, stratigrafi, paleontologi, ilmu lingkungan, geologi laut, hidrogeologi, dan spesialisasi terkait. Anggota manfaat dari kedua mendapatkan dan bertukar informasi yang berkaitan dengan spesialisasi geologi mereka. Informasi tersebar melalui publikasi dua jurnal ilmiah utama, Journal of sedimen Penelitian (JSR) dan Palaios, dan organisasi konferensi teknis dan kursus singkat. Hal ini juga menerbitkan majalah bulanan untuk anggotanya, The sedimen Record.
Link
Masyarakat didirikan di New York pada tahun 1888 oleh Alexander Winchell, John J. Stevenson, Charles H. Hitchcock, John R. Procter dan Edward Orton [1] dan telah bermarkas di 3300 Penrose Place, Boulder, Colorado, Amerika Serikat, sejak 1968 . Masyarakat memiliki enam bagian daerah di Amerika Utara, bagian internasional, dan tujuh belas divisi khusus.
GSA dimulai dengan 100 anggota di bawah presiden pertama, James Hall. Selama 43 tahun berikutnya tumbuh perlahan tapi pasti untuk 600 anggota sampai tahun 1931, ketika sebuah endowment $ 4 juta dari 1.930 presiden RAF Penrose, Jr. jumpstarted pertumbuhan GSA. Pada April 2013, GSA memiliki lebih dari 25.000 anggota di lebih dari 100 negara.
Misi dinyatakan GSA adalah "untuk memajukan penelitian geoscience dan penemuan, pelayanan kepada masyarakat, kepengurusan bumi, dan geosains profesi". Kegiatan utamanya mensponsori pertemuan ilmiah dan penerbitan literatur ilmiah, terutama jurnal Geological Society of America Bulletin (biasa disebut "GSA Bulletin") dan Geologi. Yang lebih usaha publikasi terbaru adalah online-hanya jurnal geosfer. Pada bulan Februari 2009, GSA mulai menerbitkan Litosfer. Berita dan ilmu majalah bulanan GSA, GSA Today, akses terbuka online.
Link
0 komentar:
Posting Komentar