Dolomit atau disebut juga dolostone secara dominan disusun oleh mineral dolomit (CaMg(CO3)2). Tidak seperti batugamping, yang mempunyai ciri khas berupa kehadiran butiran, mikrit, dan atau semen sparry, dolomit memiliki tekstur kristalin yang dominan. Berdasarkan bentuk kristal, dua jenis dolomit dapat dikenali. Dolomitplanar(atau idiotopic) yang disusun oleh kristal rhombic, euhedral(terbentuk secara baik), hingga anhedral (terbentuk secara buruk). Dolomit nonplanar(atau xenotopic) pada umumnya disusun oleh kristal anhedral nonplanar(Sibley dan Gregg, 1987). Tiap jenis utama dari dolomit ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa subtipe seperti yang bisa dilihat pada gambar. Banyak dolomit dibentuk oleh proses replacement terhadap batugamping. Tekstur asli batugamping bisa terpreservasi secara parsial dengan tingkatan yang bervariasi, mulai dari tergantikan sebagian hingga tergantikan seluruhnya. Oleh karenanya, dolomit yang terbentuk dapat mempreservasi tekstur aslinya sebagai “ghost” atau tekstur asli bisa secara sepenuhnya hilang.
Tabel 1.1 Penjelasan Tekstur Dolomit
Struktur Batuan Karbonat
Batuan karbonat mengandung banyak jenis struktur sedimen yang juga dapat dijumpai pada batuan silisiklastik. Struktur-struktur sedimen tersebut antara lain lapisan silang-siur, laminasi, lapisan lenticular, laminasi konvolut, flame structure, load cast, flute cast, dan mudcracks, begitu juga terdapat trace fossil seperti track, trail,dan burrow(Demicco dan Hardie, 1994). Batuan karbonat juga dapat mengandungstromatolites dan struktur cryptoalgal dan struktur yang tidak begitu umum seperti struktur teepe(struktur sedimen menyerupai bentuk busur atau polygon terbalik),solution cavities, dan stromatactis (masa kalsit sparry dan sedimen internal berbentuk irregular mulai dari berbentuk elongate hingga globose).
Klasifikasi Batuan Karbonat
Usaha untuk membuat klasifikasi batuan karbonat dapat ditelusuri dari tahun 1904 melalui publikasi buku teks klasik karangan Grabeau mengenai klasifikasi batuan sedimen. Klasifikasi tambahan diajukan oleh pengarang lain pada tahun 1930an, 1940an, dan 1950an. Kebanyakan dari klasifikasi yang ditemui pada masa awal ini didasarkan pada aspek genetik di mana nama sepeti ”fore-reef talus limestone” atau “low-energy limestone”digunakan untuk mengidentifikasi batugamping berdasarkan pada pre-asumsi lingkungan pengendapannya(Ham dan Pray, 1962). Klasifikasi ini gagal mengenali perbedaan jelas antara butiran karbonat dan lumpur karbonat atau untuk mengeksploitasi perbedaan berbagai jenis butiran karbonat. Publikasi pada tahun 1959 yang bersifat sangat deskriptif oleh Folk yang berjudul “Practical Petrographic Classification of Limestone” menandai awal era modern dari klasifikasi batugamping. Pada 1962, beberapa klasifikasi tambahan muncul (Ham, 1962) yang, dengan satu pengecualian, masih bersifat deskriptif secara umum. Tidak seperti kebingungan yang ada mengenai penyebaran klasifikasi batupasir, kemunculan beberapa klasifikasi deskriptif batugamping sepertinya memberikan dampak yang sangat positif karena ini memaksa geologist untuk lebih sadar akan variasi konstituen yang membentuk batugamping, begitu juga dengan signifikansi lingkungan pengendapan dari konstituen ini.
Mineralogi hanya memiliki sedikit peranan dalam klasifikasi batuan karbonat karena kebanyakan batuan karbonat secara esensi bersifat monomineralik. Mineralogi secara primer digunakan untuk membedakan dolomite dengan batugamping atau membedakan batuan karbonat dengan batuan nonkarbonat. Konstituen mendasar atau parameter yang digunakan pada klasifikasi batuan karbonat adalah jenis butiran karbonat atau allochem dan rasio antara butiran dengan mikirit. Sifat dari grain packing atau kemas juga digunakan pada beberapa klasifikasi, di mana kemas dianggap sebagai grain supported atau mud supported. Kemas grain supported di mana void dapat diisi atau tidak diisi oleh mud(matriks). Pada kemas mud-supported, kebanyakan butiran tidak saling bersentuhan, dan kelihatan seolah-olah mengambang pada lumpur karbonat.
Klasifikasi Folk(1959,1962) pada umumnya merupakan klasifikasi batuan karbonat yang paling diterima karena cakupannya terhadap berbagai jenis batuan karbonat dan kemudahan yang diberikan dalam konteks pemahaman dan penggunaan istilah dalam klasifikasi tersebut. Klasifikasi Folks didasarkan pada jumlah relatif dari tiga tipe utama konstituen penyusun batuan: (1) butiran karbonat atau allochem, (2) lumpur mikrokristalin karbonat (mikrit), dan (3) semen kalsit sparry(Sparit). Seperti yang ditunjukkan pada table klasifikasi Folk di bawah, klasifikasi ini dibuat dengan pertama mendeterminasi jumlah relatif dari total allochem vs mikrit dan sparit. Subdivisi lebih jauh dilakukan berdasarkan jumlah relatif dari berbagai jenis butiran karbonat(gambar 1.1) dan jumlah relatif dari mikrit dibandingkan dengan sparit. Pendekatan klasifikasi ini menghasilkan nama bipartite yang merefleksikan baik jenis utama dari butiran karbonat pada batugamping dan jumlah relatif dari mikrit dan sparit. Oleh karenanya, oosparit adalah batuan kaya ooid yang disementasi oleh kalsit sparry dan mengandung sedikit mikrit, sementara oomikrit adalah batugamping kaya ooid yang didominasi oleh mikrit dan hanya sedikit mengandung sparit. Informasi tektural tambahan dapat ditambahkan dengan menggunakan terminologi maturitas tekstur seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.2. oleh karenanya packedoomikrit mengindikasikan batugamping oolitik grain supported, sementara sparseoomikrit mengindikasikan batugamping oolitik mud supported. Perlu diperhatikan juga jika klasifikasi Folk dapat digunakan juga untuk klasifikasi dolomit, jika tekstur“ghost” dari allochem aslinya masih bisa diidentifikasi.
Tabel 1.2 Klasifikasi Batuan Karbonat Menurut Folks (1962)
Gambar 1.1 klasifikasi dasar Folk 1962.
(sumber:www.sepmstrata.org)
(sumber:www.sepmstrata.org)
Gambar 1.2 klasifikasi dasar Folk 1962.
(sumber:www.slideshare.net)
(sumber:www.slideshare.net)
Terminologi yang dipakai oleh Folk (1959,1962) untuk membedakan tektur pengendapan didasarkan secara murni pada aspek deskriptif; kendati demikian, terminologi tersebut juga mengandung signifikansi lingkungan pengendapan. Terminologi biomikrit, sebagai contoh, mengungkapkan intrepertasi dari pengendapan pada keadaan air tenang di mana mikrit melimpah dan pemisahan lumpur karbonat bersifat minimal. Oleh karenanya, mikrit diendapkan bersama dengan partikel skeletal. Pada sisi lain, terminologi biosparit mengindikasikan pengendapan pada lingkungan dengan agitasi gelombang tinggi di mana mikrit dibersihkan oleh arus yang bertindak sebagai pemisah, mengijinkan karbonat yang bebas dari lumpur untuk terendapkan. Butiran-butiran ini kemudian disementasikan oleh sparit selama proses diagenesis.
Dunham (1962) memiliki tipe klasifikasi yang berbeda (tabel 1.2) yang menitik beratkan pada jumlah relatif allochem dan mikrit namun tidak memperhatikan identitas butiran karbonat yang berbeda-beda. Klasifikasi Dunham didasarkan sepenuhnya pada tektur pengendapan dan memperhatikan dua aspek dari tektur: (1) kemas butiran dan jumlah relatif antara butiran dengan mikrit dan (2) pengikatan butiran oleh proses pengendapan. Pengikatan oleh proses pengendapan memiliki artian apakah butiran karbonat menunjukkan kecenderungan terikat bersama-sama pada saat pengendapan, seperti pada kompleks terumbu kolonial, stromatolit(cyanobacteria), lapisan alga gampingan, atau tidak. Klasifikasi Dunham memisahkan komponen yang tidak terikat secara bersamaan pada saat pengendapan menjadi batuan yang mengandung lumpur karbonat atau batuan yang tidak mengandung lumpur karbonat. Batuan yang tidak mengandung lumpur karbonat tentu saja bersifat grain supported. Batuan yang mengandung lumpur karbonat bisa saja bersifat grain supported atau mud supported. Perlu dicatat, kendati demikian, bahwa sifat grain supported tidak tergantung secara absolut pada rasio butiran dan mikrit, karena grain supported juga merupakan fungsi dari bentuk butiran karbonat itu sendiri. Butiran dengan bentuk platy seperti cangkang bivalve dapat membentuk kemas grain-supported pada tingkat kelimpahan jumlah butir lebih rendah daripada partikel dengan bentuk lebih spherical seperti ooid. Klasifikasi Dunham telah dimodifikasi, dengan tambahan dua nama baru (floatstone, dan rudstone) oleh Embry dan Klovan(1972) dengan tujuan supaya lebih dapat merefleksikan kehadiran butiran karbonat dengan ukuran gravel (>2 mm). kedua pengarang tersebut juga membagiboundstone Dunham menjadi tiga tipe (framestone, bindstone, dan bafflestone) berdasarkan basis organisme penyusun awalnya yang bekerja menghubungkan material sedimennya secara bersama. Wright (1992) mengajukan klasifikasi dengan nama yang secara umum berasal dari klasifikasi Embry dan Klovan namun juga mengambil pertimbangan terhadap fitur yang dihasilkan oleh proses diagenetik.
Karena klasifikasi Dunham tidak mempertimbangkan identitas dari butiran karbonat penyusunnya, ia mungkin diinginkan untuk digunakan dalam konjugasi bersama dengan klasifikasi lain seperti klasifikasi Folk. Oleh karenanya, suatu batugamping yang diidentifikasikan sebagai packed oomicrite menggunakan klasifikasi Flok secara alternatif dapat juga disebut oomicrite packstone menggunakan kombinasi klasifikasi Folk & Dunham.
Terminologi coquina, chalk, dan marl pada umumnya digunakan sebagai nama informal untuk suatu batuan karbonat. Coquina adalah karbonat sedimen dengan ciri khas tersortasi secara mekanikal dan terabrasi dan terkonsolidasi secara jelek yang terutama disusun oleh debris fosil; coquinite adalah ekuivalen dari coquinayang telah terkonsolidasi. Chalk adalah batugamping bertekstur halus, menyerupai tanah, lembut, dan terutuma disusun oleh test kalsit organisme mikro yang dulunya hidup mengambang, seperti foraminifera. Marl adalah terminologi lawas, yang agak tidak tepat, untuk sedimen karbonat yang terkonsolidasi lepas dan campuran dari lempung silisiklastik dan kalsium karbonat.
Referensi:
Boggs, Jr. S.(2006): Principal of Sedimentology and Stratigraphy 4th edition, Hal 167-172, Pearson Education, inc., Upper Saddle River New Jersey.
0 komentar:
Posting Komentar