Senin, 04 Januari 2016

ORGANIZATION Part 1

American Association of Petroleum Geologists (AAPG) adalah salah satu dari masyarakat geologi terbesar di dunia profesional dengan lebih dari 36.000 anggota pada 2013. AAPG bekerja untuk "memajukan ilmu geologi, khususnya yang berkaitan dengan minyak bumi, gas alam, bawah permukaan lainnya cairan, dan sumber daya mineral; untuk mempromosikan teknologi eksplorasi, menemukan, dan memproduksi bahan-bahan ini dengan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan, dan untuk memajukan profesional kesejahteraan anggotanya "AAPG didirikan pada tahun 1917. dan bermarkas di Tulsa, Oklahoma; Saat ini hampir sepertiga dari anggotanya tinggal di luar Amerika Serikat.

AAPG menerbitkan majalah AAPG Explorer dan AAPG Bulletin jurnal ilmiah, dan co-menerbitkan jurnal ilmiah dengan Society of Exploration Ahli Geofisika disebut Interpretasi. Organisasi memegang pertemuan tahunan termasuk konferensi teknis dan pameran, sponsor konferensi lain dan melanjutkan pendidikan untuk anggota di seluruh dunia seperti yang sedang berlangsung Geosciences Teknologi Lokakarya, dan menyediakan berbagai layanan lainnya kepada para anggotanya. Organisasi juga termasuk divisi terfokus pada aspek-aspek tertentu dari profesi. Ini termasuk Divisi Geosciences Lingkungan, Pembagian Urusan profesional, dan Energi dan Mineral Divisi. Keanggotaan asosiasi sudah termasuk Harrison "Jack" Schmitt, seorang astronot AS yang berjalan di bulan. 

Link
AAPG




TERBENTUKNYA HAGI
Pertemuan ilmiah pertama dilakukan di gedung auditorium Direktorat Geologi, Jl. Diponegoro 57 pada tanggal 9-10 Oktober 1976. Jumlah peserta lebih kurang 200orang yang terdiri dari geofisikawan, fisikawan, geologiawan dan beberapa orang geodesi. Panitia pertemuan ini ialah Panitia pendiri himpunan yang disebut terdahulu. Dalam pertemuan ini di samping presentasi hasil karya juga diadakan rapat untuk mensyahkan himpunan yang akan dibentuk.

Kesimpulan rapat para peserta setuju untuk didirikan suatu himpunan atau asosiasi. Soal nama menjadi perdebatan yang lumayan seru. Pada pertemuan itulah diputuskan nama Himpunan Ahli Geofisika Indonesia yang disingkat HAGI sebagai pengganti nama Himpunan Geofisikawan Indonesia yang semula dipersiapkan. HAGI (HIMPUNAN AHLI GEOFISIKA INDONESIA) atau dalam bahasa Inggrisnya ialah INDONESIAN ASSOCIATION OF GEOPHYSICISTS sebagai himpunan profesi dengan A.D. dan A.R.T. dan nama yang sah yang berdiri pada tanggal 9 Oktober 1976.

Pertemuan ini juga disahkan sebagai Pertemuah Ilmiah Tahunan (PIT) pertama. Sebagai ketua HAGI pertama secara aklamasi dipilih R. Mugiono, sedangkan sebagai wakil ketua M. Untung. Anggota pengurus lain ialah Bendahara, Neni Srie Utami (sekarang Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Eksplorasi dan Sumberdaya Mineral, EDM), Sekretaris dan Redaksi, Iwan Tahjuddin Taib. Kantor HAGI berada di sebuah kamar di Direktorat Geologi, Jl. Diponegoro 57. Pada tahun-tahun berikutnya kantor masih berada di Direktorat Geologi sampai suatu saat dipandang perlu untuk berpindah-pindah sesuai dengan domisili pengurus.
*Sumber sebagian diambil dari tulisan Prof. Suprajitno Munadi (Alm)

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN DAN JOINT CONVENTION
PIT II dilakukan di kampus UGM, Yogyakarta pada tanggal 9-10 Oktober 1977. Lokasi PIT berkisar antara Bandung, Jakarta dan Yogyakarta sampai dengan PIT 23. PIT 24 dicoba dilakukan di Surabaya. Hasilnya cukup sukses. Setiap PIT selalu dilakukan pada awal-awal bulan Oktober sesuai dengan lahirnya HAGI. PIT diadakan setiap tahun yang dilaksanakan secara bergilir di tiap tiap daerah yakni: Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Bandar Lampung, Denpasar, Makassar, Palembang, Medan dan Solo. Pemilihan kota didasarkan kepada aspirasi Komisariat Wilayah yang akan diputuskan oleh Pengurus Pusat. Komisariat Wilayah sendiri dibentuk sesuai AD ART HAGI yang merupakan bentuk perwakilan HAGI di daerah ditempat-tempat anggota HAGI berkumpul dan berkegiatan, saat ini sudah terdapat 19 Komisariat Wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia dan dua diantarnya berada di luar negeri yakni di kota Kuala Lumpur, Malaysia dan Perth, Australia. Pergantian pengurus melalui pemilihan selalu diselenggarakan tiap dua tahun sekali dan bagi yang terpilih hanya satu periode saja menjabat. Dengan demikian setiap anggota mendapat kesempatan untuk menjabat sebagai ketua.
Seiring dengan perkembangan dan keinginan para ahli kebumian untuk melaksanakan kegiatan bersama, maka untuk pertama kalinya dilaksanakan Joint Convention HAGI dan IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) di jakarta pada tahun 2003 dan disepakati akan dilakukan setiap 2 tahun sekali, sehingga pada tahun 2005 dilakukan Joint Convention HAGI-IAGI-PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia)yang berlangsung di Surabaya dan pada tahun 2007 dilakukan Joint Convention di Bali bersama IAGI danIATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia). Pada Tahun 2015 rencana Joint Convention selain akan dilaksanakan kembali dengan IAGI juga akan dilakukan bersama IATMI dan IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia).

PUBLIKASI
HAGI memiliki beberapa jenis publikasi, yang pertama adalah Jurnal Geofisika yakni merupakan suatu jurnal ilmiah yang memberikan wadah bagi akademisi, peneliti, praktisi, serta mahasiswa untuk dapat memasukkan hasil penelitian, baik yang bersifat empiris maupun teori dengan kualitas yang baik, berupa paper ilmiah yang akan disosialisasikan kepada seluruh anggota HAGI. Publikasi kedua berupa Majalah Resonansi yang sejak tahun 2012 berubah menjadi Geo-Resonansi, dimana isinya meliput seluruh kegiatan HAGI, profil tenaga ahli, liputan PIT, ulasan teknologi terkini, kegiatan kemahasiswaan serta berita-berita diseputar kegiatan HAGI. Buku Proceding PIT yang diterbitkan pada saat PIT HAGI berlangsung juga merupakan salah satu bentuk publikasi HAGI, karena didalamnya memuat seluruh abstrak dari seluruh paper ilmiah yang diterima dan dipresentasikan di acara PIT. Saat ini sedang berlangsung proses pengumpulan dan dokumentasi kembali dalam bentuk digital, seluruh Buku Proceding PIT sebagai salah satu upaya mengumpulkan kekayaan intelektual HAGI dan agar tetap dapat bermanfaat bagi generasi HAGI berikutnya dimasa mendatang. Selain publikasi-publikasi diatas HAGI juga menerbitkan buku-buku dengan tema tertentu yang ditulis oleh para akademis dan tenaga ahli dibidangnya.

KEGIATAN SOSIAL
HAGI ikut berperan aktif dalam kegiatan sosial, baik dalam usaha sosialisasi pendidikan Geofisika bagi murid sekolah-sekolah dan guru-guru sekolah, mengundang pihak instansi pemerintah lokal atau dosen universitas lokal pada kursus-kursus regular HAGI, mapun dalam bentuk penyuluhan tentang terjadinya gempabumi serta cara penyelamatan dari bencana, seperti yang telah telah dilakukan di Medan, Padang, Begkulu, Lampung dan Yogya. HAGI juga ikut aktif mengadakan penggalangan dana serta memberikan bantuan bagi korban bencana alam yang beberapa kali terjadi di Indonesia, seperti Tsunami Aceh, Gempa Padang, Gempa Yogyakarta, Gempa Pangandaran, Letusan Gunung Merapi, Letusan Gunung Sinabung, serta yang terakhir Korban Tanah Longsor Banjarnegara.

KERJASAMA INTERNASIONAL
Dalam kancah Internasional, HAGI juga bekerjasama dengan beberapa organisasi profesi sejenis misalnya SEG (Society of Exploration Geophysicists), SEGJ (Society of Exploration Geophysics of Japan), dan EAGE (European Assocation of Geoscientist & Engineers). Pertemuan ilmiah bersama dengan SEG dilangsungkan di Jakarta pada tahun 2006 dan di Nusa Dua Bali pada tahun 2010. Penandatanganan kerjasama HAGI–SEGJ dilaksanakan pada 14 Oktober 2014, dan pada tahun 2015 HAGI berencana melakukan Signing Agreement dengan EAGE yang akan dilakukan di Madrid, Spanyol. Kerjasama Internasional ini akan membawa manfaat bagi HAGI dan tentu anggota HAGI karena didalamnya termasuk juga kesempatan memperluas ruang lingkup manfaat anggota HAGI secara Internasional.

HAGI KEDEPAN
Kedepan HAGI akan berusaha untuk tetap menjadi Organisasi Profesi Ilmu Kebumian yang independen, Mandiri ,Profesional dan Terpercaya, serta mampu berkolaborasi dan berkontribusi dengan seluruh stakeholdernya bagi kemajuan Indonesia. Sesuai dengan Visi dan Misi HAGI maka HAGI akan berusaha meningkatkan manfaat organisasi bagi anggotanya, melalui kolaborasi dari seluruh elemen akademik, industri dan professional serta institusi pemerintah dalam bentuk peningkatan dan sosialisai Ilmu Geofisika serta aplikasinya.
Selain itu juga HAGI ingin mengambil peran aktif dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, melalui bantuan informasi dan tenaga ahli yang diperlukan dalam upaya-upaya yang terkait dengan Ilmu Geofisika serta pemanfaatannya, baik dalam mitigasi bencana maupun sosialisasi di bidang pendidikan, yang sesuai dengan visi dan misi HAGI dengan menempatkan HAGI sebagai salah satu organisasi profesi yang strategis dan penting dalam konsep Ketahanan Energi Negara Kesatuan Republik Indonesia

DAFTAR KETUA SEJAK BERDIRINYA HAGI
1. Prof. R. Mugiono, periode 1976-1978
2. Ir. J. Rainir Dhadar, periode 1978 -1980
3. Ir. Hariadi, periode 1980 – 1982
4. Dr. Muhamad Untung, periode1982-1984
5. Ir. A.M. Naim, periode 1984-1986
6. Ir. Soetedjo Soeyitno, periode 1986-1988
7. Ir. Gatot Karyoso periode, 1988-1990
8. Ir. Sudharmono, periode 1990-1992
9. Prof. Dr. Ir. Herry Haryono, periode 1992-1994
10. Ir.Pertangkuhen Manik, periode 1994-1996
11. Dr. Basuki Puspoputro, periode 1996-1998
12. Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso M.Sc. IPU, periode 1998-2000
13. Ir. Eko Widianto MT, periode 2000-2002
14. Adriansyah Ph.D , periode 2002-2004
15. Prof. Dr. Wawan Gunawan A. Kadir MS,periode 2004-2006
16. Abdul Mutalib Masdar MBA, periode 2006-2008
17. Elan Biantoro, periode 2008-2010
18. Yosi Hirosiadi, periode 2010-2012
19. Prof. Dr. Sri Widiyantoro M.Sc., Ph.D, periode 2012-2014
20. Dicky Rahmadi Aprillian, periode 2014-2016

Link


Ikatan Ahli Geologi Indonesia yang lebih dikenal nama singkatan yaitu IAGI merupakan asosiasi profesional yang bergerak dalam ilmu kebumian pada umumnya dan geologi pada khususnya .Ikatan Ahli Geologi Indonesia yang didirikan di Bandung pada tanggal 13 April 1960, oleh sekelompok ahli geologi pada saat itu, yaitu dikenal sebagai Panitia Enam.yaitu :
  1. Ismet Akil
  2. J. A katili
  3. Sartono
  4. Soetaryo Sigit
  5. Johannas
  6. Bachtoel Chatab
Anggota-anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia terdiri dari Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota Kehormatan yang ketentuannya diputuskan oleh Pengurus Pusat Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Angota Asosiasi terdiri dari para ahli geologi dan ahli ilmu kebumian lainnya seperti ahli geofisika.ahli vulkanologi,ahli geologi teknik dan ahli geologi yang bekerja pada cabang-cabang ilmu kebumian yang lebih spesifik. Sebagai bagian dari ilmu kebumian yang telah lama berada di Indonesia kalau kita bandingkan dengan telah berdirinya jawatan geologi dari tahun 1850 di Bandung, atau dengan lahirnya Industri minyak di telaga Said tahun 1885 dan
pertambangan batu bara dan mineral yang sudah berjalan lebih dari satu abad yang lalu kelahiran IAGI sebenarnya dapat dikatakan terlambat.

Anggota IAGI yang saat ini bejumlah 3775 orang tersebar di perusahaan-perusahaan, Perusahaan Minyak, Lembaga Pemerintah, Instansi Pemerintah baik didaerah maupun dipusat, Perguruan Tinggi, Perusahaan Kansultan dan ada juga yang di Luar Negeri.

Link


Petrologi sedimen (sedimentary petrology) adalah cabang petrologi yang membahas batuan sedimen, terutama pemerian-nya. Di Amerika Serikat, istilah sedimentasi (sedimentation) umumnya digunakan untuk menamakan ilmu yang mempelajari proses pengakumulasian sedimen, khususnya endapan yang asalnya merupakan partikel-partikel padat dalam suatu fluida. Pada 1932, Wadell mengusulkan istilah sedimentologi (sedimentology)untuk menamakan ilmu yang mempelajari segala aspek sedimen dan batuan sedimen. Sedimentologi dipandang memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada petrologi sedimen karena petrologi sedimen biasanya terbatas pada studi laboratorium, khususnya studi sayatan tipis, sedangkan sedimentologi meliputi studi lapangan dan laboratorium (Vatan, 1954:3-8). Pemakaian istilah sedimentologi untuk menamakan ilmu yang mempelajari semua aspek sedimen dan batuan sedimen disepakati oleh para ahli sedimentologi Eropa, bahkan akhirnya dikukuhkan sebagai istilah resmi secara internasional bersamaan dengan didirikannya International Association of Sedimentologists pada 1946.

Link


Halaman Terkait:
ORGANIZATION Part 1
ORGANIZATION Part 2

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;